Kelembutan wanita yang di-indahkan dengan ketegasan yang anggun adalah penunduk hati dari sebesar besarnya dan sekuat kuatnya pria.
Bukan kecantikan yang mngundang pengejaran pria,tapi daya tarik wanita
Bukan pupur dan bedak yang meruntuhkan benteng keangkuhan pria,tapi tutur lembut yang meyakini kebesaran masa depan pria.
Hanya wanita hebat yang dapat menundukan pria hebat
ohhh alangkah agungnya Tuhan Yang Maha Cinta, yang menjadikan wanita sebagai penghebat pria.
Wanita hebat adalah hadiah Tuhan bagi pria yang ikhlas menghebatkan dirinya
Kamis, 29 September 2011
Selasa, 27 September 2011
Cinta Manusia
Cinta itu dimiliki setiap manusia
bagi siapa saja yang menumbuhkan dan memeliharanya
"ia" terletak di dalam dada
Jika"ia" selalu disiram setiap hari
"ia" menjadi pribadi yang mengerti
Yang terpenting bukan kepada siapa kita mencintai
tapi yang utama bagaimana kita mencintainya...
Karena cinta dapat tumbuh di hati siapa saja
pada seseorang yang tak memiliki penglihatan,
bahkan pada seseorang yang renta, lemah dan lunglai..
Sebab dalam cinta ada percaya
kasih sayang diantara mereka-lah yang menyatukannya
bagi siapa saja yang menumbuhkan dan memeliharanya
"ia" terletak di dalam dada
Jika"ia" selalu disiram setiap hari
"ia" menjadi pribadi yang mengerti
Yang terpenting bukan kepada siapa kita mencintai
tapi yang utama bagaimana kita mencintainya...
Karena cinta dapat tumbuh di hati siapa saja
pada seseorang yang tak memiliki penglihatan,
bahkan pada seseorang yang renta, lemah dan lunglai..
Sebab dalam cinta ada percaya
kasih sayang diantara mereka-lah yang menyatukannya
Minggu, 25 September 2011
Alhamdulillah
Selesai juga acara pernikahan Retno & Ridwan, 25 September 2011 di Aula Mesjid Arif Rahman Hakim UI Salemba
Ploong rasanya, setelah 5 bulan persiapan di selingi berbagai kejadian sedih..akhirnya acaranya bisa terwujud
deg degan banget, heran aja ma ni klien, ada aja hambatannnya..sejak ibu kandung cpw jadi almarhumah di pertengahan bulan puasa, kemudian ayah cpw mengalami musibah mobilnya menabrak mobil lain,sampai item paket pernikahan di tahan sama vendor eks tempat kami kerja dulu, uang dp masuk nya bermasalah....sampai hal Yang Kebangetan yang gw KESELL... Kebaya bisa salah BAWa..ampuuuuun, dah!!untung bukan saya tangani tata rias & busananya....uhfffftttttt terpaksa ngalihin perhatian supaya ga kepikiran...ajak ngobrol aja terus sampai 15 menit acara jadi undur sementara tamu sudah banyak yang datang...teganggg banget. sementara yang lain naik ojek ngebut ambil kebayanya, thanks for mas adit, bu kiki yang rela ambilin balik kebayanya , thanks buat mba yusi yang bantuin prepare ruang VIP, ngigatin kalo ice curving kepesan double, untungnya lagi itu kesalahan bos , kalo nggak bakal nombok nih!!
mana bawa uang pas pasan, untungnya lagi uang cadangannya ga banyak...
tapi akhirnya acara berlangsung, semua terkendali, makanan ga kurang, dekorasinya lumayanlah,
ahhhh....selesai juga nih acara.
Ploong rasanya, setelah 5 bulan persiapan di selingi berbagai kejadian sedih..akhirnya acaranya bisa terwujud
deg degan banget, heran aja ma ni klien, ada aja hambatannnya..sejak ibu kandung cpw jadi almarhumah di pertengahan bulan puasa, kemudian ayah cpw mengalami musibah mobilnya menabrak mobil lain,sampai item paket pernikahan di tahan sama vendor eks tempat kami kerja dulu, uang dp masuk nya bermasalah....sampai hal Yang Kebangetan yang gw KESELL... Kebaya bisa salah BAWa..ampuuuuun, dah!!untung bukan saya tangani tata rias & busananya....uhfffftttttt terpaksa ngalihin perhatian supaya ga kepikiran...ajak ngobrol aja terus sampai 15 menit acara jadi undur sementara tamu sudah banyak yang datang...teganggg banget. sementara yang lain naik ojek ngebut ambil kebayanya, thanks for mas adit, bu kiki yang rela ambilin balik kebayanya , thanks buat mba yusi yang bantuin prepare ruang VIP, ngigatin kalo ice curving kepesan double, untungnya lagi itu kesalahan bos , kalo nggak bakal nombok nih!!
mana bawa uang pas pasan, untungnya lagi uang cadangannya ga banyak...
tapi akhirnya acara berlangsung, semua terkendali, makanan ga kurang, dekorasinya lumayanlah,
ahhhh....selesai juga nih acara.
Sabtu, 24 September 2011
kerja seru, kadang kerja ga kenal waktu...
seru sih kerja sebagai wedding consultant, ketemu banyak orang, banyak pengalaman
cuma juga ga mau terus terusan, inikan cuma karir saja, jadi ga terlalu ambisi lah...
kerjanya bisa santai kalo target tercapai, tapi bisa over ga kenal waktu kalo ketemu event
bayangi sehari 24 jam tidur cuma 2 jam kalau ada event, tapi kalo ga ada kerjaan , bilang ke klien padahal pulang kerumah trus tidur juga ga apa apa, yang penting target kantor tercapai hehehe atau seharian di komputer browsing sambil baca juga ga masalah,
kerjanya pakai hati , itu yang penting..saat tanggung jawab ya fokus ga ada alasan lelah!, dan perasaan juga ga plong jika pesta belum setengah jalan,
serunya lagi, membuat cantik pengantin wanitanya paling saya suka hehehe maklum kalo pengantin make upnya cantik,kan bagus buat testimoni
seru deh..jadi ngerasa saya yang jadi pengantinnya...maunya cantik, dekorasinya bagus, busananya anggun, hidangannya lezat dan pestanya berkesann...wuaahhhhhh...menghayal......
cuma juga ga mau terus terusan, inikan cuma karir saja, jadi ga terlalu ambisi lah...
kerjanya bisa santai kalo target tercapai, tapi bisa over ga kenal waktu kalo ketemu event
bayangi sehari 24 jam tidur cuma 2 jam kalau ada event, tapi kalo ga ada kerjaan , bilang ke klien padahal pulang kerumah trus tidur juga ga apa apa, yang penting target kantor tercapai hehehe atau seharian di komputer browsing sambil baca juga ga masalah,
kerjanya pakai hati , itu yang penting..saat tanggung jawab ya fokus ga ada alasan lelah!, dan perasaan juga ga plong jika pesta belum setengah jalan,
serunya lagi, membuat cantik pengantin wanitanya paling saya suka hehehe maklum kalo pengantin make upnya cantik,kan bagus buat testimoni
seru deh..jadi ngerasa saya yang jadi pengantinnya...maunya cantik, dekorasinya bagus, busananya anggun, hidangannya lezat dan pestanya berkesann...wuaahhhhhh...menghayal......
klien baru saudara baru
seneng sih walaupun repot
dia maunya pelaminannya gaya modern minimalis,lucu juga temanya jarang jarang "black & white"
paduan warnanya menurut aku yang cocok silver dan abu abu metalik.
awalnya nya deal, mungkin karena saya memahami maunya seperti apa nanti apa pesta pernikahannya
untung saya suka baca dan browsing, jadi sedikit pahamlah gaya dekorasi dia adopsi "barat" punya yang kesannya simple, elegan dan cozy.
asik juga sih sharing ma klien ini, dia punya konsep, enaknya ma klien ini dia ga terima pasrah wedding package
yang biasa biasa saja umumnya,terpaksa puter otak cari solusi konsepnya dapat tapi budgetnya terjangkau..hehehehe..lumayan ketemu klien yang idealis, tertantang kita untuk gali kebutuhan pengantin yang selalu update..ayo mikir...bikin lay out, sampai penempatan standing kita coba atur trus propertinya kita compare antar vendor, makan banyak waktu dan tenaga, padahal ini bukan kerjaan saya, tapi karena saya
senang dan ikhlas, jadi enjoy aja....jadi kepingin kaya Jennifer lopez di film Wedding Planner
i love my clients, from the heart for tobe happines
dia maunya pelaminannya gaya modern minimalis,lucu juga temanya jarang jarang "black & white"
paduan warnanya menurut aku yang cocok silver dan abu abu metalik.
awalnya nya deal, mungkin karena saya memahami maunya seperti apa nanti apa pesta pernikahannya
untung saya suka baca dan browsing, jadi sedikit pahamlah gaya dekorasi dia adopsi "barat" punya yang kesannya simple, elegan dan cozy.
asik juga sih sharing ma klien ini, dia punya konsep, enaknya ma klien ini dia ga terima pasrah wedding package
yang biasa biasa saja umumnya,terpaksa puter otak cari solusi konsepnya dapat tapi budgetnya terjangkau..hehehehe..lumayan ketemu klien yang idealis, tertantang kita untuk gali kebutuhan pengantin yang selalu update..ayo mikir...bikin lay out, sampai penempatan standing kita coba atur trus propertinya kita compare antar vendor, makan banyak waktu dan tenaga, padahal ini bukan kerjaan saya, tapi karena saya
senang dan ikhlas, jadi enjoy aja....jadi kepingin kaya Jennifer lopez di film Wedding Planner
i love my clients, from the heart for tobe happines
Rute hari ini
Jam 2 siang bareng klien ke studio kebaya di daerah pisangan, lanjut jam 4 nya ke tamini square balikinn beskap yang ga dipakai, lanjut ke cilengsi tagih uang yang ada di adik buat incharge temen temen di lapangan.
lanjut lagi ke cakung (ganti baju) lagsung ke warnet, nge print n laminatig nama umbul umbul.
habis ini mau ke harapan baru ambil beskap yang mau dipakai besok, lalu ke pondok kelapa bayar sewa panggung.
dari sana mau cek dekor n peralatan dlu di Mesjid ARH UI Salemba, baru mau pulang kerumah istirahat bentar jam 4 pagi datang lagi lihat finishing dekorasi, jam 5 pulang mandi baru incharge di gedung sampai jam 2 siang.....Ehmmmm...
lanjut lagi ke cakung (ganti baju) lagsung ke warnet, nge print n laminatig nama umbul umbul.
habis ini mau ke harapan baru ambil beskap yang mau dipakai besok, lalu ke pondok kelapa bayar sewa panggung.
dari sana mau cek dekor n peralatan dlu di Mesjid ARH UI Salemba, baru mau pulang kerumah istirahat bentar jam 4 pagi datang lagi lihat finishing dekorasi, jam 5 pulang mandi baru incharge di gedung sampai jam 2 siang.....Ehmmmm...
Jumat, 23 September 2011
kali ini aku serius...
hari ini kupandangi seluruh yang ada padamu..
dalam candaku tuk menyenangkan mu, terlintas terpikir..kamu mengenal aku jadi makin kurus.??.
bukannya ilfill..tapi aku merasa sebenarnya kamu belum bisa menyelesaikan masalah mu sendiri
kali ini anggap aja aku pengecut, ga berani bicara langsung padamu...
setelah dipikir pikir...aku sudah beri waktu
sekali aku ucapkan aku tak akan membebani mu, selama jalanya benar
tapi aku sadar sendiri..aku pun menjadi fitnah untuk mu..
kamu sayang tapi hanya di pendam, dan kamu takut tuk jujur bahwa menikah satu satunya jalan agar cinta
terjaga
daripada salah arah, sebelum aku membuat mu salah melangkah
kali ini...aku bilang aku sayang kamu...tapi aku mau cari yang benar benar yang menjaga ku dengan
pernikahan
kali ini aku serius...cukup sudah aku salah sampai di sini..jnagan dilanjutkan kembali
daripada sayangku pada mu jadi petaka akhlak ku sendiri, yang aku sendiri tak mampu menjaganya
lebih baik mencegah selagi kecil..
udah ya??? aku ga suka dengan ga kepastian..itu yang membuat ku ilfil
jangan telpon, aku juga janji ga menghubungi kamu...karena kamu ga pasti!!
dalam candaku tuk menyenangkan mu, terlintas terpikir..kamu mengenal aku jadi makin kurus.??.
bukannya ilfill..tapi aku merasa sebenarnya kamu belum bisa menyelesaikan masalah mu sendiri
kali ini anggap aja aku pengecut, ga berani bicara langsung padamu...
setelah dipikir pikir...aku sudah beri waktu
sekali aku ucapkan aku tak akan membebani mu, selama jalanya benar
tapi aku sadar sendiri..aku pun menjadi fitnah untuk mu..
kamu sayang tapi hanya di pendam, dan kamu takut tuk jujur bahwa menikah satu satunya jalan agar cinta
terjaga
daripada salah arah, sebelum aku membuat mu salah melangkah
kali ini...aku bilang aku sayang kamu...tapi aku mau cari yang benar benar yang menjaga ku dengan
pernikahan
kali ini aku serius...cukup sudah aku salah sampai di sini..jnagan dilanjutkan kembali
daripada sayangku pada mu jadi petaka akhlak ku sendiri, yang aku sendiri tak mampu menjaganya
lebih baik mencegah selagi kecil..
udah ya??? aku ga suka dengan ga kepastian..itu yang membuat ku ilfil
jangan telpon, aku juga janji ga menghubungi kamu...karena kamu ga pasti!!
Rabu, 21 September 2011
makanya belajar
makanya belajar..sebelum komentar..
siapa yang lebih tau ?? tentu Alloh yang paling mengetahui
aku juga belajar,kalau itu adalah kebenaran dari Rabb-ku
apakah ku pantas menolaknya??
bukankah karena DIA yang menciptakan aku, maka DIA yang paling tau terbaik untuk ku?
kamu ga baca sih!! makanya baca..
baca tuh!! apa keputusan ku cuma karena ini semau aku??ga!! aku ambil pilihan ini sangat hati-hati
karena aku kan seorang manusia yang pengetahuannya ga ada apa apa di mata Tuhan-ku
lagipula ini juga sambil belajar..ahh kamu komplain tanpa dalil alasan , aku bilang "kamu ngomong hanya berdasarkan isi kepala mu! kalau kamu ga baca n ga belajar, lalu isi otak mu apa???
siapa yang lebih tau ?? tentu Alloh yang paling mengetahui
aku juga belajar,kalau itu adalah kebenaran dari Rabb-ku
apakah ku pantas menolaknya??
bukankah karena DIA yang menciptakan aku, maka DIA yang paling tau terbaik untuk ku?
kamu ga baca sih!! makanya baca..
baca tuh!! apa keputusan ku cuma karena ini semau aku??ga!! aku ambil pilihan ini sangat hati-hati
karena aku kan seorang manusia yang pengetahuannya ga ada apa apa di mata Tuhan-ku
lagipula ini juga sambil belajar..ahh kamu komplain tanpa dalil alasan , aku bilang "kamu ngomong hanya berdasarkan isi kepala mu! kalau kamu ga baca n ga belajar, lalu isi otak mu apa???
gak mau jadi yang biasa biasa saja
saya manusia yang biasa biasa saja (kata seorang teman)
tapi tidak untuk saya, saya ingin menjadi manusia yang menarik simpati mata Rabb-saya
kenapa?? ada kelembutan, kasih sayang dan ketentraman yang di berikan Rabb saya
jika saya berusaha berlari mendapatkan cintaNya..
saya tidak berambisi jadi wanita sukses di karir!!
karir itu cuma efek samping dari kewajiban saya di dunia ini tuk jadi lebih "Hidup''
saya mau jadi Ibu dan juga wanita yang luar biasa, luar biasa cintanya, luar biasa sayangnya, luar biasa tegarnya, luar biasa ikhlasnya,luar biasa sabarnya tapi tetap saya mau jadi wanita yang tegas, lembut tapi tak cengeng!!
karena apa?? saya butuh di sayang Rabb saya...tak ada janji-Nya yang tak ditepati,
jika hati manusia bisa bermusim, tapi Cinta Rabb saya tetap hakiki.
Jadi maaf, jika saya dianggap terlalu membual menurut anda
tapi menurut saya tidak, karena itulah nasihat buat diri saya sendiri
saya punya konsep, saya mau pribadi yang sya pilih
sebab cita cita saya...saya ingin bahagia, selesaikan tugas saya di dunia ini dan selesaikan semuanya dengan kebaikan...selanjutnya biar Rab saya yang menghisabnya...wallahu a'alam
tapi tidak untuk saya, saya ingin menjadi manusia yang menarik simpati mata Rabb-saya
kenapa?? ada kelembutan, kasih sayang dan ketentraman yang di berikan Rabb saya
jika saya berusaha berlari mendapatkan cintaNya..
saya tidak berambisi jadi wanita sukses di karir!!
karir itu cuma efek samping dari kewajiban saya di dunia ini tuk jadi lebih "Hidup''
saya mau jadi Ibu dan juga wanita yang luar biasa, luar biasa cintanya, luar biasa sayangnya, luar biasa tegarnya, luar biasa ikhlasnya,luar biasa sabarnya tapi tetap saya mau jadi wanita yang tegas, lembut tapi tak cengeng!!
karena apa?? saya butuh di sayang Rabb saya...tak ada janji-Nya yang tak ditepati,
jika hati manusia bisa bermusim, tapi Cinta Rabb saya tetap hakiki.
Jadi maaf, jika saya dianggap terlalu membual menurut anda
tapi menurut saya tidak, karena itulah nasihat buat diri saya sendiri
saya punya konsep, saya mau pribadi yang sya pilih
sebab cita cita saya...saya ingin bahagia, selesaikan tugas saya di dunia ini dan selesaikan semuanya dengan kebaikan...selanjutnya biar Rab saya yang menghisabnya...wallahu a'alam
Selasa, 20 September 2011
POLIGAMI WAHYU ILLAHI YANG DITOLAK
Wahyu adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh hamba dan sudah semestinya mereka tunduk untuk mengikutinya. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan mereka terhadap apa pun. Wahyu adalah ruh, cahaya, dan penopang kehidupan alam semesta. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah). Apa yang terjadi jika wahyu ilahi yang sebagai penerang ini ditolak ?
Wahyu adalah Ruh
Allah Ta’ala menyebut wahyu-Nya dengan ruh. Apabila ruh tersebut hilang, maka kehidupan juga akan hilang. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu nur (cahaya), yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (Asy Syuro: 52). Dalam ayat ini disebutkan kata ’ruh dan nur’. Di mana ruh adalah kehidupan dan nur adalah cahaya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)
Kebahagiaan Hanya Akan Diraih dengan Mengikuti Wahyu
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan,”Kebutuhan hamba terhadap risalah (wahyu) lebih besar daripada banyaknya kebutuhan pasien kepada dokternya. Apabila suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan kecuali dengan dokter tersebut ditangguhkan, tentu seorang pasien bisa kehilangan jiwanya. Adapun jika seorang hamba tidak memperoleh cahaya dan pelita wahyu, maka hatinya pasti akan mati dan kehidupannya tidak akan kembali selamanya. Atau dia akan mendapatkan penderitaan yang penuh dengan kesengsaraan dan tidak merasakan kebahagiaan selamanya. Maka tidak ada keberuntungan kecuali dengan mengikuti Rasul (wahyu yang beliau bawa dari Al Qur’an dan As Sunnah, pen). Allah hanya mengkhususkan orang yang mengikuti Rasul -dari orang mu’min dan orang yang menolongnya- yang akan mendapatkan keberuntungan, sebagaimana firman-Nya yang artinya,”Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al A’raf: 157) (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)
Allah Maha Mengetahui Apa yang Terbaik Bagi Hambanya
Allah yang telah menciptakan manusia, maka Dia-lah yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi manusia, dibanding manusia itu sendiri. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?.” (Al Mulk: 14).
Demikianlah seluruh syari’at yang terdapat pada wahyu yang Allah turunkan melalui perantara Rasulullah -baik yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam-, semuanya mengandung maslahat (kebaikan) baik maslahat tersebut murni, atau maslahat tersebut lebih besar dari keburukan yang ditimbulkan. Termasuk dalam hal ini adalah poligami.
Poligami, Wahyu Ilahi yang Ditolak
Saudaraku -yang semoga selalu mendapatkan taufik dari Allah-, mungkin tatkala mendengar ’poligami’ ini sebagian dari kita ada yang tidak senang. Terutama sebagian saudara kita dari kaum hawa merasa terhina dengan hukum islam yang satu ini. Namun perlu diketahui bahwa poligami memiliki ketetapan hukum dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Dalam firman-Nya, Allah telah menyatakan yang artinya,”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Ibnu Katsir mengatakan,”Nikahilah wanita mana saja yang kalian suka selain wanita yang yatim tersebut. Jika kalian ingin maka nikahilah dua, atau tiga atau jika kalian ingin lagi boleh menikahi empat wanita. (Shohih Tafsir Ibnu Katsir).
Syaikh As Sa’di -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan,”Poligami ini dibolehkan karena terkadang seorang pria tidak bisa untuk menahan syahwatnya dengan hanya satu istri (karena seringnya istri berhalangan melayani suaminya seperti tatkala haidh, pen). Maka Allah membolehkan untuk memiliki lebih dari satu istri dan dibatasi dengan empat istri. Dibatasi demikian karena biasanya setiap orang sudah merasa cukup dengan empat istri, dan jarang sekali yang belum merasa puas dengan yang demikian. Dan poligami ini diperbolehkan baginya jika dia dipercayai tidak berbuat aniaya dan dzolim (dalam hal pembagian giliran dan nafkah, pen) serta dipercaya pula dapat menunaikan hak-hak istri. (Taisirul Karimir Rohman)
Hikmah dari Wahyu Ilahi
Setiap wahyu yang diturunkan oleh pembuat syari’at pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar. Begitu juga dibolehkannya poligami oleh Allah, pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar baik bagi individu, masyarakat dan umat Islam. Di antaranya :
(1) Dengan banyak istri akan memperbanyak jumlah kaum muslimin.
(2) Bagi laki-laki, manfaat yang ada pada dirinya bisa dioptimalkan untuk memperbanyak umat ini, dan tidak mungkin optimalisasi ini terlaksana jika hanya memiliki satu istri saja.
(3) Untuk kebaikan wanita, karena sebagian wanita terhalang untuk menikah dan jumlah laki-laki itu sedikit dibanding wanita, sehingga akan banyak wanita yang tidak mendapatkan suami.
(4) Dapat mengangkat kemuliaan wanita yang suaminya meninggal atau menceraikannya, dengan menikah lagi ada yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan dia dan anak-anaknya.
(5) Dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. (Lihat penjelasan ini di Majalah As Sunnah, edisi 12/X/1428, rubrik ’Mabhats’)
Tidak Mau Poligami, Janganlah Menolak Wahyu Ilahi
Sebenarnya poligami sifatnya tidaklah memaksa. Kalau pun seorang wanita tidak mau dimadu atau seorang lelaki tidak mau berpoligami tidak ada masalah. Dan hal ini tidak perlu diikuti dengan menolak hukum poligami (menggugat hukum poligami). Seakan-akan ingin menjadi pahlawan bagi wanita, kemudian mati-matian untuk menolak konsep poligami. Di antara mereka mengatakan bahwa poligami adalah sumber kesengsaraan dan kehinaan wanita. Poligami juga dianggap sebagai biang keladi rumah tangga yang berantakan. Dan berbagai alasan lainnya yang muncul di tengah masyarakat saat ini sehingga dianggap cukup jadi alasan agar poligami di negeri ini dilarang. (Lihat Majalah Fatawa, Vol.III/No.02)
Menepis Kekeliruan Pandangan terhadap Poligami
Sungguh aneh, di antara tokoh-tokoh Islam atau cendekiawan muslim saat ini, ada yang sedikit rancu pemikirannya terhadap hukum poligami. Bahkan ada di antara mereka yang menolak hukum dibolehkannya poligami dengan berbagai macam dalih. Di antara pernyataan mereka adalah : ”Tidak mungkin para suami mampu berbuat adil di antara para isteri tatkala berpoligami, dengan dalih firman Allah yang artinya,”Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” (An Nisaa’: 3). Dan firman Allah yang artinya,”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian.” (An Nisaa’: 129).”
Jawab: Yang dimaksud dengan ”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil” dalam ayat di atas adalah kamu sekali-kali tidak dapat berlaku adil dalam rasa cinta, kecondongan hati dan berhubungan intim. Karena kaum muslimin telah sepakat, bahwa menyamakan yang demikian kepada para istri sangatlah tidak mungkin dan ini di luar kemampuan manusia, kecuali jika Allah menghendakinya. Dan telah diketahui bersama bahwa Ibunda kita, Aisyah radhiyallahu ’anha lebih dicintai Rasulullah daripada istri beliau yang lain, karena Aisyah masih muda, cantik dan cerdas. Adapun perkara-perkara yang dzohir (nampak) seperti tempat tinggal, uang belanja dan waktu bermalam, maka wajib bagi seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu untuk berbuat adil. Hal ini sebagaimana pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam Nawawi, dan Ibnu Hajar.
Ada juga di antara masyarakat yang menyatakan bahwa poligami juga akan mengancam mahligai rumah tangga (sering timbul percekcokan).
Maka kami jawab: Perselisihan yang muncul di antara para istri merupakan sesuatu yang wajar, karena rasa cemburu adalah tabiat mereka. Untuk mengatasi hal ini, tergantung dari para suami untuk mengatur urusan rumah tangganya, keadilan terhadap istri-istrinya, dan rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga, juga tawakkal kepada Allah. Dan kenyataannya dalam kehidupan rumah tangga dengan satu istri juga sering terjadi pertengkaran dan bahkan lebih. Jadi, ini bukanlah alasan untuk menolak poligami. (Silakan lihat Majalah As Sunnah edisi 12/X/1428)
Apa yang Terjadi jika Wahyu Ditolak ?
Allah telah banyak mengisahkan di dalam Al Qur’an kepada kita tentang umat-umat yang mendustakan para rasul. Mereka ditimpa berbagai macam bencana dan masih nampak bekas-bekas dari negeri-negeri mereka sebagai pelajaran bagi umat-umat sesudahnya. Mereka juga dirubah bentuknya menjadi kera dan babi disebabkan menyelisihi rasul mereka. Ada juga yang terbenam dalam tanah, dihujani batu dari langit, ditenggelamkan di laut, ditimpa petir dan disiksa dengan berbagai siksaan lainnya. Semua ini disebabkan karena mereka menyelisihi para rasul, menentang wahyu yang mereka bawa, dan mengambil penolong-penolong selain Allah.
Yang demikian sudah menjadi sunnatullah (ketetapan Allah) bagi siapa saja yang menyelisihi para rasul-Nya, menentang wahyu yang mereka bawa, dan mengikuti jalan selain jalan yang ditunjuki para rasul. Dan Allah masih meninggalkan bekas-bekas negeri para penentang rasul yang telah dihancurkan, agar kita dapat mengambil pelajaran dari mereka. Agar kita tidak melakukan seperti apa yang mereka perbuat, sehingga kita akan disiksa sebagaimana mereka. Sebagaimana firman Allah yang artinya,”Sesungguhnya kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. Dan Sesungguhnya kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.” (Al Ankabut: 34-35). Dan firman Allah yang artinya,”Kemudian kami binasakan orang-orang yang lain. Dan Sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?” (Ash Shaffat: 136-138) yaitu bekas-bekas di kota kaum Luth.
Dan banyak sekali ayat yang seperti ini dalam Al Qur’an. Allah menceritakan kebinasaan bagi orang-orang yang menyelisihi para rasul dan keselamatan bagi orang-orang yang mengikuti mereka. Allah menyebutkan seperti ini pula dalam surat Asy Syu’ara mulai dari kisah Musa, Ibrahim, Nuh, kaum ’Aad, Tsamud, Luth, dan Syu’aib. Allah menyebut pada setiap Nabi tentang kebinasaan orang yang menyelisihi mereka dan keselamatan bagi para rasul dan pengikut mereka. Kemudian Allah mengakhiri kisah tersebut dengan firman-Nya yang artinya,”Maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata, dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (Asy Syu’ara: 158-159). Allah mengakhiri kisah tersebut dengan dua asma’ (nama) -Nya yang dari kedua nama itu akan menunjukkan sifat-Nya. Kedua nama tersebut adalah ’Maha Perkasa lagi Maha Penyayang’. Yaitu Allah akan membinasakan musuh-Nya dengan ’izzah/ keperkasaan-Nya. Dan Allah akan menyelamatkan para rasul dan pengikutnya dengan rahmat/kasih sayang-Nya. (Diringkas dari Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)
Semoga Allah Yang Maha Agung menjadikan kita orang-orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Dan beriman terhadap apa yang beliau bawa. Semoga Allah menghidupkan kita berada di atas sunnah beliau shallallahu ’alaihi wa sallam dan mematikan kita pula di atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Do’a hamba-Nya. Alhamdulillahi rabbil ’alamin wa shallallahu ’ala sayyidina Muhammad wa ashabihi ath thoyyibina ath thohirin.
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
Wahyu adalah Ruh
Allah Ta’ala menyebut wahyu-Nya dengan ruh. Apabila ruh tersebut hilang, maka kehidupan juga akan hilang. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu nur (cahaya), yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (Asy Syuro: 52). Dalam ayat ini disebutkan kata ’ruh dan nur’. Di mana ruh adalah kehidupan dan nur adalah cahaya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)
Kebahagiaan Hanya Akan Diraih dengan Mengikuti Wahyu
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan,”Kebutuhan hamba terhadap risalah (wahyu) lebih besar daripada banyaknya kebutuhan pasien kepada dokternya. Apabila suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan kecuali dengan dokter tersebut ditangguhkan, tentu seorang pasien bisa kehilangan jiwanya. Adapun jika seorang hamba tidak memperoleh cahaya dan pelita wahyu, maka hatinya pasti akan mati dan kehidupannya tidak akan kembali selamanya. Atau dia akan mendapatkan penderitaan yang penuh dengan kesengsaraan dan tidak merasakan kebahagiaan selamanya. Maka tidak ada keberuntungan kecuali dengan mengikuti Rasul (wahyu yang beliau bawa dari Al Qur’an dan As Sunnah, pen). Allah hanya mengkhususkan orang yang mengikuti Rasul -dari orang mu’min dan orang yang menolongnya- yang akan mendapatkan keberuntungan, sebagaimana firman-Nya yang artinya,”Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al A’raf: 157) (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)
Allah Maha Mengetahui Apa yang Terbaik Bagi Hambanya
Allah yang telah menciptakan manusia, maka Dia-lah yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi manusia, dibanding manusia itu sendiri. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?.” (Al Mulk: 14).
Demikianlah seluruh syari’at yang terdapat pada wahyu yang Allah turunkan melalui perantara Rasulullah -baik yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam-, semuanya mengandung maslahat (kebaikan) baik maslahat tersebut murni, atau maslahat tersebut lebih besar dari keburukan yang ditimbulkan. Termasuk dalam hal ini adalah poligami.
Poligami, Wahyu Ilahi yang Ditolak
Saudaraku -yang semoga selalu mendapatkan taufik dari Allah-, mungkin tatkala mendengar ’poligami’ ini sebagian dari kita ada yang tidak senang. Terutama sebagian saudara kita dari kaum hawa merasa terhina dengan hukum islam yang satu ini. Namun perlu diketahui bahwa poligami memiliki ketetapan hukum dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Dalam firman-Nya, Allah telah menyatakan yang artinya,”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Ibnu Katsir mengatakan,”Nikahilah wanita mana saja yang kalian suka selain wanita yang yatim tersebut. Jika kalian ingin maka nikahilah dua, atau tiga atau jika kalian ingin lagi boleh menikahi empat wanita. (Shohih Tafsir Ibnu Katsir).
Syaikh As Sa’di -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan,”Poligami ini dibolehkan karena terkadang seorang pria tidak bisa untuk menahan syahwatnya dengan hanya satu istri (karena seringnya istri berhalangan melayani suaminya seperti tatkala haidh, pen). Maka Allah membolehkan untuk memiliki lebih dari satu istri dan dibatasi dengan empat istri. Dibatasi demikian karena biasanya setiap orang sudah merasa cukup dengan empat istri, dan jarang sekali yang belum merasa puas dengan yang demikian. Dan poligami ini diperbolehkan baginya jika dia dipercayai tidak berbuat aniaya dan dzolim (dalam hal pembagian giliran dan nafkah, pen) serta dipercaya pula dapat menunaikan hak-hak istri. (Taisirul Karimir Rohman)
Hikmah dari Wahyu Ilahi
Setiap wahyu yang diturunkan oleh pembuat syari’at pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar. Begitu juga dibolehkannya poligami oleh Allah, pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar baik bagi individu, masyarakat dan umat Islam. Di antaranya :
(1) Dengan banyak istri akan memperbanyak jumlah kaum muslimin.
(2) Bagi laki-laki, manfaat yang ada pada dirinya bisa dioptimalkan untuk memperbanyak umat ini, dan tidak mungkin optimalisasi ini terlaksana jika hanya memiliki satu istri saja.
(3) Untuk kebaikan wanita, karena sebagian wanita terhalang untuk menikah dan jumlah laki-laki itu sedikit dibanding wanita, sehingga akan banyak wanita yang tidak mendapatkan suami.
(4) Dapat mengangkat kemuliaan wanita yang suaminya meninggal atau menceraikannya, dengan menikah lagi ada yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan dia dan anak-anaknya.
(5) Dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. (Lihat penjelasan ini di Majalah As Sunnah, edisi 12/X/1428, rubrik ’Mabhats’)
Tidak Mau Poligami, Janganlah Menolak Wahyu Ilahi
Sebenarnya poligami sifatnya tidaklah memaksa. Kalau pun seorang wanita tidak mau dimadu atau seorang lelaki tidak mau berpoligami tidak ada masalah. Dan hal ini tidak perlu diikuti dengan menolak hukum poligami (menggugat hukum poligami). Seakan-akan ingin menjadi pahlawan bagi wanita, kemudian mati-matian untuk menolak konsep poligami. Di antara mereka mengatakan bahwa poligami adalah sumber kesengsaraan dan kehinaan wanita. Poligami juga dianggap sebagai biang keladi rumah tangga yang berantakan. Dan berbagai alasan lainnya yang muncul di tengah masyarakat saat ini sehingga dianggap cukup jadi alasan agar poligami di negeri ini dilarang. (Lihat Majalah Fatawa, Vol.III/No.02)
Menepis Kekeliruan Pandangan terhadap Poligami
Sungguh aneh, di antara tokoh-tokoh Islam atau cendekiawan muslim saat ini, ada yang sedikit rancu pemikirannya terhadap hukum poligami. Bahkan ada di antara mereka yang menolak hukum dibolehkannya poligami dengan berbagai macam dalih. Di antara pernyataan mereka adalah : ”Tidak mungkin para suami mampu berbuat adil di antara para isteri tatkala berpoligami, dengan dalih firman Allah yang artinya,”Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” (An Nisaa’: 3). Dan firman Allah yang artinya,”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian.” (An Nisaa’: 129).”
Jawab: Yang dimaksud dengan ”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil” dalam ayat di atas adalah kamu sekali-kali tidak dapat berlaku adil dalam rasa cinta, kecondongan hati dan berhubungan intim. Karena kaum muslimin telah sepakat, bahwa menyamakan yang demikian kepada para istri sangatlah tidak mungkin dan ini di luar kemampuan manusia, kecuali jika Allah menghendakinya. Dan telah diketahui bersama bahwa Ibunda kita, Aisyah radhiyallahu ’anha lebih dicintai Rasulullah daripada istri beliau yang lain, karena Aisyah masih muda, cantik dan cerdas. Adapun perkara-perkara yang dzohir (nampak) seperti tempat tinggal, uang belanja dan waktu bermalam, maka wajib bagi seorang laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu untuk berbuat adil. Hal ini sebagaimana pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam Nawawi, dan Ibnu Hajar.
Ada juga di antara masyarakat yang menyatakan bahwa poligami juga akan mengancam mahligai rumah tangga (sering timbul percekcokan).
Maka kami jawab: Perselisihan yang muncul di antara para istri merupakan sesuatu yang wajar, karena rasa cemburu adalah tabiat mereka. Untuk mengatasi hal ini, tergantung dari para suami untuk mengatur urusan rumah tangganya, keadilan terhadap istri-istrinya, dan rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga, juga tawakkal kepada Allah. Dan kenyataannya dalam kehidupan rumah tangga dengan satu istri juga sering terjadi pertengkaran dan bahkan lebih. Jadi, ini bukanlah alasan untuk menolak poligami. (Silakan lihat Majalah As Sunnah edisi 12/X/1428)
Apa yang Terjadi jika Wahyu Ditolak ?
Allah telah banyak mengisahkan di dalam Al Qur’an kepada kita tentang umat-umat yang mendustakan para rasul. Mereka ditimpa berbagai macam bencana dan masih nampak bekas-bekas dari negeri-negeri mereka sebagai pelajaran bagi umat-umat sesudahnya. Mereka juga dirubah bentuknya menjadi kera dan babi disebabkan menyelisihi rasul mereka. Ada juga yang terbenam dalam tanah, dihujani batu dari langit, ditenggelamkan di laut, ditimpa petir dan disiksa dengan berbagai siksaan lainnya. Semua ini disebabkan karena mereka menyelisihi para rasul, menentang wahyu yang mereka bawa, dan mengambil penolong-penolong selain Allah.
Yang demikian sudah menjadi sunnatullah (ketetapan Allah) bagi siapa saja yang menyelisihi para rasul-Nya, menentang wahyu yang mereka bawa, dan mengikuti jalan selain jalan yang ditunjuki para rasul. Dan Allah masih meninggalkan bekas-bekas negeri para penentang rasul yang telah dihancurkan, agar kita dapat mengambil pelajaran dari mereka. Agar kita tidak melakukan seperti apa yang mereka perbuat, sehingga kita akan disiksa sebagaimana mereka. Sebagaimana firman Allah yang artinya,”Sesungguhnya kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. Dan Sesungguhnya kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal.” (Al Ankabut: 34-35). Dan firman Allah yang artinya,”Kemudian kami binasakan orang-orang yang lain. Dan Sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?” (Ash Shaffat: 136-138) yaitu bekas-bekas di kota kaum Luth.
Dan banyak sekali ayat yang seperti ini dalam Al Qur’an. Allah menceritakan kebinasaan bagi orang-orang yang menyelisihi para rasul dan keselamatan bagi orang-orang yang mengikuti mereka. Allah menyebutkan seperti ini pula dalam surat Asy Syu’ara mulai dari kisah Musa, Ibrahim, Nuh, kaum ’Aad, Tsamud, Luth, dan Syu’aib. Allah menyebut pada setiap Nabi tentang kebinasaan orang yang menyelisihi mereka dan keselamatan bagi para rasul dan pengikut mereka. Kemudian Allah mengakhiri kisah tersebut dengan firman-Nya yang artinya,”Maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata, dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (Asy Syu’ara: 158-159). Allah mengakhiri kisah tersebut dengan dua asma’ (nama) -Nya yang dari kedua nama itu akan menunjukkan sifat-Nya. Kedua nama tersebut adalah ’Maha Perkasa lagi Maha Penyayang’. Yaitu Allah akan membinasakan musuh-Nya dengan ’izzah/ keperkasaan-Nya. Dan Allah akan menyelamatkan para rasul dan pengikutnya dengan rahmat/kasih sayang-Nya. (Diringkas dari Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)
Semoga Allah Yang Maha Agung menjadikan kita orang-orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Dan beriman terhadap apa yang beliau bawa. Semoga Allah menghidupkan kita berada di atas sunnah beliau shallallahu ’alaihi wa sallam dan mematikan kita pula di atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Do’a hamba-Nya. Alhamdulillahi rabbil ’alamin wa shallallahu ’ala sayyidina Muhammad wa ashabihi ath thoyyibina ath thohirin.
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
MOTIVASI UNTUK SABAR
Oleh Ustadz Abu Rosyid Ash-Shinkuan
Ayat-ayat Al Qur'an tentang Sabar
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (QS.Ali 'Imraan: 200)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS.Al-Baqarah: 155)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.Az-Zumar: 10)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS.Asy-Syuuraa: 43)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.Al-Baqarah: 153)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian." (QS.Muhammad: 31)
Dan ayat-ayat yang memerintahkan sabar dan menerangkan keutamaannya sangat banyak dan dikenal.
Pengertian dan Jenis-jenis Sabar
Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan diantara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.
Inilah macam-macam sabar yang telah disebutkan oleh para 'ulama. Jenis sabar yang pertama, yaitu hendaknya manusia bersabar terhadap ketaatan kepada Allah, karena sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu yang berat bagi jiwa dan sulit bagi manusia. Memang demikianlah kadang-kadang ketaatan itu menjadi berat atas badan sehingga seseorang merasakan adanya sesuatu dari kelemahan dan keletihan ketika melaksanakannya. Demikian juga padanya ada masyaqqah (sesuatu yang berat) dari sisi harta seperti masalah zakat dan masalah haji.
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya ada sesuatu dari masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (QS.Ali 'Imraan: 200)
Allah juga berfirman
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS.Thaha: 132)
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS.Al-Insan: 23-24)
Ayat ini menerangkan tentang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah, karena sesungguhnya Al-Qur`an itu turun kepadanya agar beliau (Rasulullah) menyampaikannya (kepada manusia), maka jadilah beliau orang yang diperintahkan untuk bersabar dalam melaksanakan ketaatan.
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya." (QS.Al-Kahfi: 28)
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Jenis sabar yang kedua, yaitu bersabar dari hal-hal yang Allah haramkan sehingga seseorang menahan jiwanya dari apa-apa yang Allah haramkan kepadanya, karena sesungguhnya jiwa yang cenderung kepada kejelekan itu akan menyeru kepada kejelekan, maka manusia perlu untuk mengekang dan mengendalikan dirinya, seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara yang bathil, dengan riba dan yang lainnya, berbuat zina, minum khamr, mencuri dan lain-lainnya dari kemaksiatan-kemaksiatan yang sangat banyak.
Maka kita harus menahan diri kita dari hal-hal tadi jangan sampai mengerjakannya dan ini tentunya perlu kesabaran dan butuh pengendalian jiwa dan hawa nafsu.
Diantara contoh dari jenis sabar yang kedua ini adalah sabarnya Nabi Yusuf 'alaihis salaam dari ajakan istrinya Al-'Aziiz (raja Mesir) ketika dia mengajak (zina) kepadanya di tempat milik dia, yang padanya ada kemuliaan dan kekuatan serta kekuasaan atas Nabi Yusuf, dan bersamaan dengan itu Nabi Yusuf bersabar dan berkata:
"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS.Yusuf: 33)
Maka ini adalah kesabaran dari kemaksiatan kepada Allah.
Jenis sabar yang ketiga, yaitu sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan (menurut pandangan manusia).
Karena sesungguhnya taqdir Allah 'Azza wa Jalla terhadap manusia itu ada yang bersifat menyenangkan dan ada yang bersifat menyakitkan.
Taqdir yang bersifat menyenangkan; maka butuh rasa syukur, sedangkan syukur itu sendiri termasuk dari ketaatan, sehingga sabar baginya termasuk dari jenis yang pertama (yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah). Adapun taqdir yang bersifat menyakitkan; yaitu yang tidak menyenangkan manusia, seperti seseorang yang diuji pada badannya dengan adanya rasa sakit atau yang lainnya, diuji pada hartanya –yaitu kehilangan harta-, diuji pada keluarganya dengan kehilangan salah seorang keluarganya ataupun yang lainnya dan diuji di masyarakatnya dengan difitnah, direndahkan ataupun yang sejenisnya.
Yang penting bahwasanya macam-macam ujian itu sangat banyak yang butuh akan adanya kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, maka seseorang harus menahan jiwanya dari apa-apa yang diharamkan kepadanya dari menampakkan keluh kesah dengan lisan atau dengan hati atau dengan anggota badan.
Allah berfirman:
"Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS.Al-Insan: 24)
Maka masuk dalam ayat ini yaitu hukum Allah yang bersifat taqdir.
Dan diantara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah:
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka." (QS.Al-Ahqaf: 35)
Ayat ini menerangkan tentang kesabaran para rasul dalam menyampaikan risalah dan dalam menghadapi gangguan kaumnya.
Dan juga diantara jenis sabar ini adalah ucapan Rasulullah kepada utusan salah seorang putri beliau:
"Perintahkanlah kepadanya, hendaklah bersabar dan mengharap pahala kepada Allah (dalam menghadapi musibah tersebut)." (HR.Bukhariy dan Muslim)
Keadaan Manusia Ketika Menghadapi Musibah
Sesungguhnya manusia di dalam menghadapi dan menyelesaikan musibah ada empat keadaan:
Keadaan pertama: marah
Keadaan kedua: bersabar
Keadaan ketiga: ridha
Keadaan keempat: bersyukur.
Inilah empat keadaan manusia ketika ditimpa suatu musibah.
Adapun keadaan pertama: yaitu marah baik dengan hatinya, lisannya ataupun anggota badannya.
Adapun marah dengan hatinya yaitu dalam hatinya ada sesuatu terhadap Rabbnya dari kemarahan, perasaan jelek atau buruk sangka kepada Allah - dan kita berlindung kepada Allah dari hal ini- dan yang sejenisnya bahkan dia merasakan bahwa seakan-akan Allah telah menzhaliminya dengan musibah ini.
Adapun dengan lisan, seperti menyeru dengan kecelakaan dan kebinasaan, seperti mengatakan: "Duhai celaka, duhai binasa!", atau dengan mencela masa (waktu), yang berarti dia menyakiti Allah 'Azza wa Jalla dan yang sejenisnya.
Adapun marah dengan anggota badan seperti menampar pipinya, memukul kepalanya, menjambak rambutnya atau merobek bajunya dan yang sejenis dengan ini.
Inilah keadaan orang yang marah yang merupakan keadaannya orang-orang yang berkeluh kesah yang mereka ini diharamkan dari pahala dan tidak akan selamat (terbebas) dari musibah bahkan mereka ini mendapat dosa, maka jadilah mereka orang-orang yang mendapatkan dua musibah: musibah dalam agama dengan marah dan musibah dalam masalah dunia dengan mendapatkan apa-apa yang tidak menyenangkan.
Adapun keadaan kedua: yaitu bersabar terhadap musibah dengan menahan dirinya (dari hal-hal yang diharamkan), dalam keadaan dia membenci musibah dan tidak menyukainya dan tidak menyukai musibah itu terjadi akan tetapi dia bersabar (menahan) dirinya sehingga tidak keluar dari lisannya sesuatu yang dibenci Allah dan tidak melakukan dengan anggota badannya sesuatu yang dimurkai Allah serta tidak ada dalam hatinya sesuatu (berprasangka buruk) kepada Allah selama-lamanya, dia tetap bersabar walaupun tidak menyukai musibah tersebut.
Adapun keadaan ketiga: yaitu ridha, di mana keadaan seseorang yang ridha itu adalah dadanya lapang dengan musibah ini dan ridha dengannya dengan ridha yang sempurna dan seakan-akan dia tidak terkena musibah tersebut.
Adapun keadaan keempat: bersyukur, yaitu dia bersyukur kepada Allah atas musibah tersebut, dan adalah keadaannya Rasulullah apabila melihat sesuatu yang tidak disukainya, beliau mengatakan:
"Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan."
Maka dia bersyukur kepada Allah dari sisi bahwasanya Allah akan memberikan kepadanya pahala terhadap musibah ini lebih banyak dari apa-apa yang menimpanya.
Dan karena inilah disebutkan dari sebagian ahli ibadah bahwasanya jarinya terluka lalu dia memuji Allah terhadap musibah tersebut, maka orang-orang berkata: "Bagaimana engkau memuji Allah dalam keadaan tanganmu terluka?" Maka dia menjawab: "Sesungguhnya manisnya pahala dari musibah ini telah menjadikanku lupa terhadap pahitnya rasa sakitnya."
Tingkatan Sabar
Sabar itu ada tiga macam, yang paling tingginya adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, kemudian sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, kemudian sabar terhadap taqdir Allah. Dan susunan ini ditinjau dari sisi sabar itu sendiri bukan dari sisi orang yang melaksanakan kesabaran, karena kadang-kadang sabar terhadap maksiat lebih berat bagi seseorang daripada sabar terhadap ketaatan, apabila seseorang diuji contohnya dengan seorang wanita yang cantik yang mengajaknya berbuat zina di tempat yang sunyi yang tidak ada yang melihatnya kecuali Allah, dalam keadan dia adalah seorang pemuda yang mempunyai syahwat (yang tinggi), maka sabar dari maksiat seperti ini lebih berat bagi jiwa. Bahkan kadang-kadang seseorang melakukan shalat seratus raka'at itu lebih ringan daripada menghindari maksiat seperti ini.
Dan terkadang seseorang ditimpa suatu musibah, yang kesabarannya dalam menghadapi musibah ini lebih berat daripada melaksanakan suatu ketaatan, seperti seseorang kehilangan kerabatnya atau temannya ataupun istrinya. Maka engkau akan dapati orang ini berusaha untuk sabar terhadap musibah ini sebagai suatu kesulitan yang besar.
Akan tetapi ditinjau dari kesabaran itu sendiri maka tingkatan sabar yang tertinggi adalah sabar dalam ketaatan, karena mengandung ilzaaman (keharusan) dan fi'lan (perbuatan). Maka shalat itu mengharuskan dirimu lalu kamu shalat, demikian pula shaum dan haji… Maka padanya ada keharusan, perbuatan dan gerakan yang padanya terdapat satu macam dari kepayahan dan keletihan.
Kemudian tingkatan kedua adalah sabar dari kemaksiatan karena padanya hanya ada penahanan diri yakni keharusan bagi jiwa untuk meninggalkannya.
Adapun tingkatan ketiga, sabar terhadap taqdir, maka sebabnya bukanlah dari usaha seorang hamba, maka hal ini bukanlah melakukan sesuatu ataupun meninggalkan sesuatu, akan tetapi semata-mata dari taqdir Allah. Allahlah yang memberi taufiq.
(Diringkas dari Al-Qaulul Mufiid dan Syarh Riyaadhush Shaalihiin)
(Sumber: Bulletin Al Wala' wa Bara', Edisi ke-5 Tahun ke-3/24 Desember 2004 M/12 Dzul Qo'dah 1425 H. Judul asli Sabar, Suatu Kemestian. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung)
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (QS.Ali 'Imraan: 200)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS.Al-Baqarah: 155)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.Az-Zumar: 10)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS.Asy-Syuuraa: 43)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.Al-Baqarah: 153)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian." (QS.Muhammad: 31)
Dan ayat-ayat yang memerintahkan sabar dan menerangkan keutamaannya sangat banyak dan dikenal.
Pengertian dan Jenis-jenis Sabar
Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan diantara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.
Inilah macam-macam sabar yang telah disebutkan oleh para 'ulama. Jenis sabar yang pertama, yaitu hendaknya manusia bersabar terhadap ketaatan kepada Allah, karena sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu yang berat bagi jiwa dan sulit bagi manusia. Memang demikianlah kadang-kadang ketaatan itu menjadi berat atas badan sehingga seseorang merasakan adanya sesuatu dari kelemahan dan keletihan ketika melaksanakannya. Demikian juga padanya ada masyaqqah (sesuatu yang berat) dari sisi harta seperti masalah zakat dan masalah haji.
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya ada sesuatu dari masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (QS.Ali 'Imraan: 200)
Allah juga berfirman
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS.Thaha: 132)
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS.Al-Insan: 23-24)
Ayat ini menerangkan tentang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah, karena sesungguhnya Al-Qur`an itu turun kepadanya agar beliau (Rasulullah) menyampaikannya (kepada manusia), maka jadilah beliau orang yang diperintahkan untuk bersabar dalam melaksanakan ketaatan.
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya." (QS.Al-Kahfi: 28)
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Jenis sabar yang kedua, yaitu bersabar dari hal-hal yang Allah haramkan sehingga seseorang menahan jiwanya dari apa-apa yang Allah haramkan kepadanya, karena sesungguhnya jiwa yang cenderung kepada kejelekan itu akan menyeru kepada kejelekan, maka manusia perlu untuk mengekang dan mengendalikan dirinya, seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara yang bathil, dengan riba dan yang lainnya, berbuat zina, minum khamr, mencuri dan lain-lainnya dari kemaksiatan-kemaksiatan yang sangat banyak.
Maka kita harus menahan diri kita dari hal-hal tadi jangan sampai mengerjakannya dan ini tentunya perlu kesabaran dan butuh pengendalian jiwa dan hawa nafsu.
Diantara contoh dari jenis sabar yang kedua ini adalah sabarnya Nabi Yusuf 'alaihis salaam dari ajakan istrinya Al-'Aziiz (raja Mesir) ketika dia mengajak (zina) kepadanya di tempat milik dia, yang padanya ada kemuliaan dan kekuatan serta kekuasaan atas Nabi Yusuf, dan bersamaan dengan itu Nabi Yusuf bersabar dan berkata:
"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS.Yusuf: 33)
Maka ini adalah kesabaran dari kemaksiatan kepada Allah.
Jenis sabar yang ketiga, yaitu sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan (menurut pandangan manusia).
Karena sesungguhnya taqdir Allah 'Azza wa Jalla terhadap manusia itu ada yang bersifat menyenangkan dan ada yang bersifat menyakitkan.
Taqdir yang bersifat menyenangkan; maka butuh rasa syukur, sedangkan syukur itu sendiri termasuk dari ketaatan, sehingga sabar baginya termasuk dari jenis yang pertama (yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah). Adapun taqdir yang bersifat menyakitkan; yaitu yang tidak menyenangkan manusia, seperti seseorang yang diuji pada badannya dengan adanya rasa sakit atau yang lainnya, diuji pada hartanya –yaitu kehilangan harta-, diuji pada keluarganya dengan kehilangan salah seorang keluarganya ataupun yang lainnya dan diuji di masyarakatnya dengan difitnah, direndahkan ataupun yang sejenisnya.
Yang penting bahwasanya macam-macam ujian itu sangat banyak yang butuh akan adanya kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, maka seseorang harus menahan jiwanya dari apa-apa yang diharamkan kepadanya dari menampakkan keluh kesah dengan lisan atau dengan hati atau dengan anggota badan.
Allah berfirman:
"Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS.Al-Insan: 24)
Maka masuk dalam ayat ini yaitu hukum Allah yang bersifat taqdir.
Dan diantara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah:
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka." (QS.Al-Ahqaf: 35)
Ayat ini menerangkan tentang kesabaran para rasul dalam menyampaikan risalah dan dalam menghadapi gangguan kaumnya.
Dan juga diantara jenis sabar ini adalah ucapan Rasulullah kepada utusan salah seorang putri beliau:
"Perintahkanlah kepadanya, hendaklah bersabar dan mengharap pahala kepada Allah (dalam menghadapi musibah tersebut)." (HR.Bukhariy dan Muslim)
Keadaan Manusia Ketika Menghadapi Musibah
Sesungguhnya manusia di dalam menghadapi dan menyelesaikan musibah ada empat keadaan:
Keadaan pertama: marah
Keadaan kedua: bersabar
Keadaan ketiga: ridha
Keadaan keempat: bersyukur.
Inilah empat keadaan manusia ketika ditimpa suatu musibah.
Adapun keadaan pertama: yaitu marah baik dengan hatinya, lisannya ataupun anggota badannya.
Adapun marah dengan hatinya yaitu dalam hatinya ada sesuatu terhadap Rabbnya dari kemarahan, perasaan jelek atau buruk sangka kepada Allah - dan kita berlindung kepada Allah dari hal ini- dan yang sejenisnya bahkan dia merasakan bahwa seakan-akan Allah telah menzhaliminya dengan musibah ini.
Adapun dengan lisan, seperti menyeru dengan kecelakaan dan kebinasaan, seperti mengatakan: "Duhai celaka, duhai binasa!", atau dengan mencela masa (waktu), yang berarti dia menyakiti Allah 'Azza wa Jalla dan yang sejenisnya.
Adapun marah dengan anggota badan seperti menampar pipinya, memukul kepalanya, menjambak rambutnya atau merobek bajunya dan yang sejenis dengan ini.
Inilah keadaan orang yang marah yang merupakan keadaannya orang-orang yang berkeluh kesah yang mereka ini diharamkan dari pahala dan tidak akan selamat (terbebas) dari musibah bahkan mereka ini mendapat dosa, maka jadilah mereka orang-orang yang mendapatkan dua musibah: musibah dalam agama dengan marah dan musibah dalam masalah dunia dengan mendapatkan apa-apa yang tidak menyenangkan.
Adapun keadaan kedua: yaitu bersabar terhadap musibah dengan menahan dirinya (dari hal-hal yang diharamkan), dalam keadaan dia membenci musibah dan tidak menyukainya dan tidak menyukai musibah itu terjadi akan tetapi dia bersabar (menahan) dirinya sehingga tidak keluar dari lisannya sesuatu yang dibenci Allah dan tidak melakukan dengan anggota badannya sesuatu yang dimurkai Allah serta tidak ada dalam hatinya sesuatu (berprasangka buruk) kepada Allah selama-lamanya, dia tetap bersabar walaupun tidak menyukai musibah tersebut.
Adapun keadaan ketiga: yaitu ridha, di mana keadaan seseorang yang ridha itu adalah dadanya lapang dengan musibah ini dan ridha dengannya dengan ridha yang sempurna dan seakan-akan dia tidak terkena musibah tersebut.
Adapun keadaan keempat: bersyukur, yaitu dia bersyukur kepada Allah atas musibah tersebut, dan adalah keadaannya Rasulullah apabila melihat sesuatu yang tidak disukainya, beliau mengatakan:
"Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan."
Maka dia bersyukur kepada Allah dari sisi bahwasanya Allah akan memberikan kepadanya pahala terhadap musibah ini lebih banyak dari apa-apa yang menimpanya.
Dan karena inilah disebutkan dari sebagian ahli ibadah bahwasanya jarinya terluka lalu dia memuji Allah terhadap musibah tersebut, maka orang-orang berkata: "Bagaimana engkau memuji Allah dalam keadaan tanganmu terluka?" Maka dia menjawab: "Sesungguhnya manisnya pahala dari musibah ini telah menjadikanku lupa terhadap pahitnya rasa sakitnya."
Tingkatan Sabar
Sabar itu ada tiga macam, yang paling tingginya adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, kemudian sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, kemudian sabar terhadap taqdir Allah. Dan susunan ini ditinjau dari sisi sabar itu sendiri bukan dari sisi orang yang melaksanakan kesabaran, karena kadang-kadang sabar terhadap maksiat lebih berat bagi seseorang daripada sabar terhadap ketaatan, apabila seseorang diuji contohnya dengan seorang wanita yang cantik yang mengajaknya berbuat zina di tempat yang sunyi yang tidak ada yang melihatnya kecuali Allah, dalam keadan dia adalah seorang pemuda yang mempunyai syahwat (yang tinggi), maka sabar dari maksiat seperti ini lebih berat bagi jiwa. Bahkan kadang-kadang seseorang melakukan shalat seratus raka'at itu lebih ringan daripada menghindari maksiat seperti ini.
Dan terkadang seseorang ditimpa suatu musibah, yang kesabarannya dalam menghadapi musibah ini lebih berat daripada melaksanakan suatu ketaatan, seperti seseorang kehilangan kerabatnya atau temannya ataupun istrinya. Maka engkau akan dapati orang ini berusaha untuk sabar terhadap musibah ini sebagai suatu kesulitan yang besar.
Akan tetapi ditinjau dari kesabaran itu sendiri maka tingkatan sabar yang tertinggi adalah sabar dalam ketaatan, karena mengandung ilzaaman (keharusan) dan fi'lan (perbuatan). Maka shalat itu mengharuskan dirimu lalu kamu shalat, demikian pula shaum dan haji… Maka padanya ada keharusan, perbuatan dan gerakan yang padanya terdapat satu macam dari kepayahan dan keletihan.
Kemudian tingkatan kedua adalah sabar dari kemaksiatan karena padanya hanya ada penahanan diri yakni keharusan bagi jiwa untuk meninggalkannya.
Adapun tingkatan ketiga, sabar terhadap taqdir, maka sebabnya bukanlah dari usaha seorang hamba, maka hal ini bukanlah melakukan sesuatu ataupun meninggalkan sesuatu, akan tetapi semata-mata dari taqdir Allah. Allahlah yang memberi taufiq.
(Diringkas dari Al-Qaulul Mufiid dan Syarh Riyaadhush Shaalihiin)
(Sumber: Bulletin Al Wala' wa Bara', Edisi ke-5 Tahun ke-3/24 Desember 2004 M/12 Dzul Qo'dah 1425 H. Judul asli Sabar, Suatu Kemestian. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung)
ILMU, PERHIASAN TAK TERNILAI BAGI MUSLIMAH
Oleh Asatidzah Ahlussunnah
Seorang yang mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus memiliki pedoman dalam menapaki kehidupannya di dunia. Dan pedoman hidup seorang hamba semua telah diatur dalam syariat Islam.
Seorang yang sukses bukanlah orang yang hidup dengan bersemboyan ‘semau gue’ dengan mengikuti hawa nafsunya, tapi orang yang sukses adalah orang yang mengambil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan pemahaman Salafus Shalih sebagai pengikat aturan hidupnya. Petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ini tidak mungkin dapat diketahui tanpa menuntut ilmu syar’i. Karena itulah, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah yang baligh dan berakal (mukallaf) untuk menuntut ilmu.
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini)
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan bahwa ilmu yang wajib dituntut di sini adalah ilmu yang dapat menegakkan agama seseorang, seperti dalam perkara shalatnya, puasanya, dan semisalnya. Dan segala sesuatu yang wajib diamalkan manusia maka wajib pula mengilmuinya, seperti pokok-pokok keimanan, syariat Islam, perkara-perkara haram yang harus dijauhi, perkara muamalah, dan segala yang dapat menyempurnakan kewajibannya.
Sebagai hamba Allah, seorang Muslimah wajib mengenal Rabbnya yang meliputi pengetahuan terhadap nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana diberitakan dalam Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih. Selain itu, ia harus mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala bersendiri dalam Mencipta, Mengatur, Memiliki, dan Memberi Rezeki. Ia pun wajib menunaikan hak-hak Allah, yaitu beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sebagaimana tujuan penciptaannya. Allah berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz Dzariyat: 56)
Seseorang tidak akan berada di atas hakikat agamanya sebelum ia berilmu atau mengenal Allah Ta’ala. Pengenalan ini tidak akan terjadi kecuali dengan menuntut ilmu Dien (Agama Islam).
Di samping mengenal Allah, seorang Muslimah juga wajib mengenal Nabi-nya, yaitu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, karena beliau merupakan perantara antara Allah dengan manusia dalam penyampaian risalah-Nya. Sesuai dengan makna persaksiannya bahwa Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan Rasul-Nya, maka ia wajib mentaati segala yang beliau perintahkan, membenarkan segala yang beliau khabarkan, menjauhi apa yang beliau larang dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan. Hal ini sesuai denganperintah Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” (QS.Al Hasyr: 7)
Ayat ini merupakan kaidah umum yang agung dan jelas tentang wajibnya seluruh kaum Muslimin mengambil sunnah yang telah tetap dan hadits-hadits shahih dalam aqidah, ibadah, muamalah, adab, akhlak, seluruhnya. Hal ini tidak akan diketahui kecuali dengan menuntut ilmu terlebih dahulu.
Selain mengenal Allah dan Rasul-Nya, seorang Muslimah juga wajib mengenal agama Islam sebagai agama yang dianutnya, dengan memperhatikan dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahihah, sehingga ia memiliki pendirian kokoh, tidak mudah terombang-ambing. Dan agar ia berada di atas cahaya, bukti, dan kejelasan dari agamanya.
Inilah masalah pertama yang disebutkan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam bukunya Al Ushuluts Tsalatsah, yaitu berilmu sebelum beramal dan berdakwah.
Seorang Muslimah juga wajib membekali dirinya dengan ilmu sebelum memasuki jenjang pernikahan, sehingga ia dapat menunaikan kewajibannya sesuai dengan tuntunan syariat.
Sebagai istri, seorang Muslimah dituntut agar menjadi istri yang shalihah, sehingga ia dapat menjadi perhiasan dunia yang paling baik, bukan justru menjadi fitnah atau musuh bagi suaminya. Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang sifat-sifat wanita shalihah:
“… maka wanita shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka.” (QS.An Nisa’: 34)
Maksud ayat ini diterangkan oleh Asy Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi dan Asy Syaikh Salim Al Hilali rahimahumullah bahwa wanita yang shalihah adalah yang menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mentaati-Nya, mentaati Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, dan menunaikan hak-hak suaminya dengan mentaatinya dan menghormatinya, serta menjaga harta suami, anak-anak mereka, dan kehormatannya tatkala suaminya tidak ada. Untuk menjadi wanita shalihah yang seperti ini, seorang Muslimah membutuhkan ilmu.
Sebagai seorang ibu, ia mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Di bawah kepemimpinan suami, istri adalah penjaga rumah tangga suami dan anak-anaknya, sebagaimana dalam hadits dari Ibnu ‘Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bahwasanya beliau bersabda:
“Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, maka setiap kalian adalah pemimpin, akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Hasil didikan seorang ibu terhadap anak-anaknya inilah yang termasuk perkara yang akan ditanyakan oleh Allah kelak di hari kiamat. Karena itulah Muslimah harus menuntut ilmu syar’i sebagai bekal mendidik anak-anak sehingga fitrah mereka tetap terjaga dan menjadi penyejuk hati karena keshalihan mereka.
Di tempat lain, bila seorang Muslimah belum menikah, maka sebagai anak ia wajib taat pada orang tuanya selama tidak memerintahkan kepada maksiat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya….” (QS.Al Ankabut : 8)
Dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:
“Dosa-dosa besar ialah menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua, membunuh jiwa (tanpa hak), dan sumpah palsu.” (HR. Bukhari)
Untuk dapat berbuat baik dan menunaikan hak-hak orang tua dengan benar, seorang Muslimah tidak bisa lepas dari ilmu.
Seluruh kewajiban ini harus dapat ditunaikan dengan dasar ilmu. Karena jika tidak, akan terjadi berbagai kesalahan dan kerusakan. Maka tidak heran, bila para Muslimah yang bodoh terhadap agamanya melakukan berbagai praktek kesyirikan dan kebid’ahan.
Akibat kebodohannya pula, banyak Muslimah yang durhaka pada suami atau orang tuanya. Atau terjadi berbagai kesalahan dalam mendidik anak sehingga muncullah generasi yang berakhlak buruk, bahkan bisa jadi durhaka pada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena kebodohannya pula, banyak Muslimah yang tidak mengetahui bagaimana ia harus menjaga kehormatannya, sehingga ia menjadi fitnah dan terjerumus dalam perzinahan dan berbagai kemaksiatan. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari yang demikian itu.
Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam: “Aku berdiri di muka pintu Syurga, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah orang-orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaannya. Dan ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka. Dan ketika aku berdiri di dekat pintu neraka, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hanya dengan menuntut ilmu, seorang Muslimah akan mengetahui jalan yang selamat. Kaum Muslimah masa kini akan menjadi baik bila mereka mau mencontoh para Muslimah generasi terdahulu (generasi salafuna shalih), mereka sangat memperhatikan dan bersemangat dalam menuntut ilmu.
Dalam sebuah hadits dari Abi Sa’id Al Khudri radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Seorang wanita mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata: ‘Wahai Rasulullah! Kaum lelaki telah membawa haditsmu, maka jadikanlah bagi kami satu harimu yang kami datang pada hari tersebut agar engkau mengajarkan pada kami apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.’ Maka beliau bersabda : ‘Berkumpullah pada hari ini dan ini di tempat ini.’ Maka mereka pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendatangi mereka dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Allah kepada beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun sangat bersemangat mengajar para shahabiyah, sampai-sampai beliau menyuruh wanita yang haid, baligh, dan merdeka untuk menyaksikan kumpulan ilmu dan kebaikan. Bahkan beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memutuskan udzur wanita yang tidak memiliki hijab, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahihain dari Ummu ‘Athiyah Al Anshariyah radhiallahu 'anha, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyuruh kami mengeluarkan wanita yang merdeka, yang haid, dan yang dipingit untuk keluar pada hari Iedul Fithri dan Adha. Adapun yang haid memisahkan diri dari tempat shalat, dan mereka pun menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin. Aku berkata : ‘Wahai Rasulullah! Salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Beliau bersabda : ’Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.’ “
Oleh karena itulah, kita dapatkan dalam sejarah Islam, di antara mereka ada yang menjadi ahli fiqih, ahli tafsir, sastrawati, dan ahli dalam seluruh bidang ilmu dan bahasa. Sebagai contoh, Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu 'anha yang dididik dalam madrasah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sehingga beliau menjadi wanita yang berilmu dan shalihah.
Imam Az Zuhri rahimahullah berkata : ”Seandainya ilmu ‘Aisyah dikumpulkan dan dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, maka ilmu ‘Aisyah lebih afdhal.”
Bahkan ‘Aisyah merupakan guru dari beberapa shahabat, ia menjadi bahan rujukan mereka dalam masalah hadits, sunnah, dan fiqih. Urwah bin Az Zubair berkata : “Aku tidak melihat orang yang lebih mengetahui ilmu fiqih, pengobatan, dan syi’ir ketimbang ‘Aisyah.”
Para wanita dari kalangan tabi’in juga berdatangan ke rumah ‘Aisyah untuk belajar, di antara muridnya adalah Amrah bintu ‘Abdurrahman bin Sa’ad bin Zurarah. Ibnu Hibban berkata : “Dia adalah orang yang paling mengetahui hadits-haditsnya ‘Aisyah.”
Di antara deretan nama wanita generasi terdahulu yang cemerlang dalam ilmu adalah Hafshah bintu Sirin yang masyhur dengan ibadahnya, kefaqihannya, bacaan Al Qur’annya, dan hadits-haditsnya. Begitu pula Ummu Darda Ash Shuqra Hujaimah, ia seorang yang faqih, ’alimah, banyak meriwayatkan hadits, cerdas, masyhur dengan keilmuan, amalan, dan zuhudnya.
Demikianlah --wahai saudariku Muslimah-- mereka adalah contoh terbaik bagi kita dan telah terbukti bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu sebagaimana firman-Nya:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujadilah: 11)
Semoga Allah memudahkan jalan bagi kita untuk menuntut ilmu dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Amin. Wallahu A’lam Bis Shawab
Daftar Pustaka:
1. Al Qur’anul Karim
2. Inayatun Nisa’ bil Hadits An Nabawi. Abu ‘Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman.
3. Nisa’ Haula Ar Rasul. Mahmud Mahdi Al Istambuli dan Musthafa Abu Nashr Asy Syalbi.
4. Riyadlus Shalihin. Imam Nawawi.
5. Bahjatun Nadhirin. Salim bin ‘Ied Al Hilali.
6. Aisarut Tafasir. Abu Bakar Jabir Al Jazairi.
7. Hasyiyah Ats Tsalatsah Al Ushul. Muhammad bin Abdul Wahhab.
Seorang yang sukses bukanlah orang yang hidup dengan bersemboyan ‘semau gue’ dengan mengikuti hawa nafsunya, tapi orang yang sukses adalah orang yang mengambil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan pemahaman Salafus Shalih sebagai pengikat aturan hidupnya. Petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ini tidak mungkin dapat diketahui tanpa menuntut ilmu syar’i. Karena itulah, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah yang baligh dan berakal (mukallaf) untuk menuntut ilmu.
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini)
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan bahwa ilmu yang wajib dituntut di sini adalah ilmu yang dapat menegakkan agama seseorang, seperti dalam perkara shalatnya, puasanya, dan semisalnya. Dan segala sesuatu yang wajib diamalkan manusia maka wajib pula mengilmuinya, seperti pokok-pokok keimanan, syariat Islam, perkara-perkara haram yang harus dijauhi, perkara muamalah, dan segala yang dapat menyempurnakan kewajibannya.
Sebagai hamba Allah, seorang Muslimah wajib mengenal Rabbnya yang meliputi pengetahuan terhadap nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana diberitakan dalam Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih. Selain itu, ia harus mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala bersendiri dalam Mencipta, Mengatur, Memiliki, dan Memberi Rezeki. Ia pun wajib menunaikan hak-hak Allah, yaitu beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sebagaimana tujuan penciptaannya. Allah berfirman:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz Dzariyat: 56)
Seseorang tidak akan berada di atas hakikat agamanya sebelum ia berilmu atau mengenal Allah Ta’ala. Pengenalan ini tidak akan terjadi kecuali dengan menuntut ilmu Dien (Agama Islam).
Di samping mengenal Allah, seorang Muslimah juga wajib mengenal Nabi-nya, yaitu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, karena beliau merupakan perantara antara Allah dengan manusia dalam penyampaian risalah-Nya. Sesuai dengan makna persaksiannya bahwa Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan Rasul-Nya, maka ia wajib mentaati segala yang beliau perintahkan, membenarkan segala yang beliau khabarkan, menjauhi apa yang beliau larang dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan. Hal ini sesuai denganperintah Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” (QS.Al Hasyr: 7)
Ayat ini merupakan kaidah umum yang agung dan jelas tentang wajibnya seluruh kaum Muslimin mengambil sunnah yang telah tetap dan hadits-hadits shahih dalam aqidah, ibadah, muamalah, adab, akhlak, seluruhnya. Hal ini tidak akan diketahui kecuali dengan menuntut ilmu terlebih dahulu.
Selain mengenal Allah dan Rasul-Nya, seorang Muslimah juga wajib mengenal agama Islam sebagai agama yang dianutnya, dengan memperhatikan dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahihah, sehingga ia memiliki pendirian kokoh, tidak mudah terombang-ambing. Dan agar ia berada di atas cahaya, bukti, dan kejelasan dari agamanya.
Inilah masalah pertama yang disebutkan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam bukunya Al Ushuluts Tsalatsah, yaitu berilmu sebelum beramal dan berdakwah.
Seorang Muslimah juga wajib membekali dirinya dengan ilmu sebelum memasuki jenjang pernikahan, sehingga ia dapat menunaikan kewajibannya sesuai dengan tuntunan syariat.
Sebagai istri, seorang Muslimah dituntut agar menjadi istri yang shalihah, sehingga ia dapat menjadi perhiasan dunia yang paling baik, bukan justru menjadi fitnah atau musuh bagi suaminya. Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang sifat-sifat wanita shalihah:
“… maka wanita shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka.” (QS.An Nisa’: 34)
Maksud ayat ini diterangkan oleh Asy Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi dan Asy Syaikh Salim Al Hilali rahimahumullah bahwa wanita yang shalihah adalah yang menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mentaati-Nya, mentaati Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, dan menunaikan hak-hak suaminya dengan mentaatinya dan menghormatinya, serta menjaga harta suami, anak-anak mereka, dan kehormatannya tatkala suaminya tidak ada. Untuk menjadi wanita shalihah yang seperti ini, seorang Muslimah membutuhkan ilmu.
Sebagai seorang ibu, ia mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Di bawah kepemimpinan suami, istri adalah penjaga rumah tangga suami dan anak-anaknya, sebagaimana dalam hadits dari Ibnu ‘Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bahwasanya beliau bersabda:
“Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, maka setiap kalian adalah pemimpin, akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Hasil didikan seorang ibu terhadap anak-anaknya inilah yang termasuk perkara yang akan ditanyakan oleh Allah kelak di hari kiamat. Karena itulah Muslimah harus menuntut ilmu syar’i sebagai bekal mendidik anak-anak sehingga fitrah mereka tetap terjaga dan menjadi penyejuk hati karena keshalihan mereka.
Di tempat lain, bila seorang Muslimah belum menikah, maka sebagai anak ia wajib taat pada orang tuanya selama tidak memerintahkan kepada maksiat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya….” (QS.Al Ankabut : 8)
Dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:
“Dosa-dosa besar ialah menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua, membunuh jiwa (tanpa hak), dan sumpah palsu.” (HR. Bukhari)
Untuk dapat berbuat baik dan menunaikan hak-hak orang tua dengan benar, seorang Muslimah tidak bisa lepas dari ilmu.
Seluruh kewajiban ini harus dapat ditunaikan dengan dasar ilmu. Karena jika tidak, akan terjadi berbagai kesalahan dan kerusakan. Maka tidak heran, bila para Muslimah yang bodoh terhadap agamanya melakukan berbagai praktek kesyirikan dan kebid’ahan.
Akibat kebodohannya pula, banyak Muslimah yang durhaka pada suami atau orang tuanya. Atau terjadi berbagai kesalahan dalam mendidik anak sehingga muncullah generasi yang berakhlak buruk, bahkan bisa jadi durhaka pada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena kebodohannya pula, banyak Muslimah yang tidak mengetahui bagaimana ia harus menjaga kehormatannya, sehingga ia menjadi fitnah dan terjerumus dalam perzinahan dan berbagai kemaksiatan. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari yang demikian itu.
Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam: “Aku berdiri di muka pintu Syurga, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah orang-orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaannya. Dan ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka. Dan ketika aku berdiri di dekat pintu neraka, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hanya dengan menuntut ilmu, seorang Muslimah akan mengetahui jalan yang selamat. Kaum Muslimah masa kini akan menjadi baik bila mereka mau mencontoh para Muslimah generasi terdahulu (generasi salafuna shalih), mereka sangat memperhatikan dan bersemangat dalam menuntut ilmu.
Dalam sebuah hadits dari Abi Sa’id Al Khudri radhiallahu 'anhu, ia berkata: “Seorang wanita mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata: ‘Wahai Rasulullah! Kaum lelaki telah membawa haditsmu, maka jadikanlah bagi kami satu harimu yang kami datang pada hari tersebut agar engkau mengajarkan pada kami apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.’ Maka beliau bersabda : ‘Berkumpullah pada hari ini dan ini di tempat ini.’ Maka mereka pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendatangi mereka dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Allah kepada beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun sangat bersemangat mengajar para shahabiyah, sampai-sampai beliau menyuruh wanita yang haid, baligh, dan merdeka untuk menyaksikan kumpulan ilmu dan kebaikan. Bahkan beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memutuskan udzur wanita yang tidak memiliki hijab, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahihain dari Ummu ‘Athiyah Al Anshariyah radhiallahu 'anha, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyuruh kami mengeluarkan wanita yang merdeka, yang haid, dan yang dipingit untuk keluar pada hari Iedul Fithri dan Adha. Adapun yang haid memisahkan diri dari tempat shalat, dan mereka pun menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin. Aku berkata : ‘Wahai Rasulullah! Salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Beliau bersabda : ’Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.’ “
Oleh karena itulah, kita dapatkan dalam sejarah Islam, di antara mereka ada yang menjadi ahli fiqih, ahli tafsir, sastrawati, dan ahli dalam seluruh bidang ilmu dan bahasa. Sebagai contoh, Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu 'anha yang dididik dalam madrasah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sehingga beliau menjadi wanita yang berilmu dan shalihah.
Imam Az Zuhri rahimahullah berkata : ”Seandainya ilmu ‘Aisyah dikumpulkan dan dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, maka ilmu ‘Aisyah lebih afdhal.”
Bahkan ‘Aisyah merupakan guru dari beberapa shahabat, ia menjadi bahan rujukan mereka dalam masalah hadits, sunnah, dan fiqih. Urwah bin Az Zubair berkata : “Aku tidak melihat orang yang lebih mengetahui ilmu fiqih, pengobatan, dan syi’ir ketimbang ‘Aisyah.”
Para wanita dari kalangan tabi’in juga berdatangan ke rumah ‘Aisyah untuk belajar, di antara muridnya adalah Amrah bintu ‘Abdurrahman bin Sa’ad bin Zurarah. Ibnu Hibban berkata : “Dia adalah orang yang paling mengetahui hadits-haditsnya ‘Aisyah.”
Di antara deretan nama wanita generasi terdahulu yang cemerlang dalam ilmu adalah Hafshah bintu Sirin yang masyhur dengan ibadahnya, kefaqihannya, bacaan Al Qur’annya, dan hadits-haditsnya. Begitu pula Ummu Darda Ash Shuqra Hujaimah, ia seorang yang faqih, ’alimah, banyak meriwayatkan hadits, cerdas, masyhur dengan keilmuan, amalan, dan zuhudnya.
Demikianlah --wahai saudariku Muslimah-- mereka adalah contoh terbaik bagi kita dan telah terbukti bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu sebagaimana firman-Nya:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujadilah: 11)
Semoga Allah memudahkan jalan bagi kita untuk menuntut ilmu dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Amin. Wallahu A’lam Bis Shawab
Daftar Pustaka:
1. Al Qur’anul Karim
2. Inayatun Nisa’ bil Hadits An Nabawi. Abu ‘Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman.
3. Nisa’ Haula Ar Rasul. Mahmud Mahdi Al Istambuli dan Musthafa Abu Nashr Asy Syalbi.
4. Riyadlus Shalihin. Imam Nawawi.
5. Bahjatun Nadhirin. Salim bin ‘Ied Al Hilali.
6. Aisarut Tafasir. Abu Bakar Jabir Al Jazairi.
7. Hasyiyah Ats Tsalatsah Al Ushul. Muhammad bin Abdul Wahhab.
Bidadari
kali ini saya ingin menulis sedikit tentang ''laki laki di banding wanita" sesuai kacamata pandang, dangkalnya ilmu dan sebongkah hati dari seorang ''verna''
Mungkin bagi anda kaum laki-laki boleh saja anda sedikit "berbangga", bahwa sudah sunnahnya anda dilebihkan dari kami (kaum wanita).
Anda pemimpin kami, baik dari segi fisik anda lebih kuat dari kami, segi pemikiran, andapun lebih banyak menggunakan akal daripada perasaan (seperti yang sering kami lakukan memandang dari sudut tersebut)
dari segi "ibadah" seharusnya anda ditakdirkan lebih baik dari kami (karena kami mengalami menstruasi sehingga kami tak dapat beribadah).
kami ( kaum wanita) di wajibkan mentaati suami (selama dalam kebenaran) bahkan kedudukan anda dapat menggeser posisi ibu yang melahirkan kami...
Yup...begitulah anda di takdirkan memang punya kedudukan yang lebih tinggi dari kami
lalu apakah kami harus iri??
kami sesama kami sering menasehati bahwa kamipun mendapatkan kemuliaan jika kami mentaati anda sebagai pemimpin kami, karena atas janji Alloh lah..kami taat kepada anda, selama yang anda perintah sesuai yang Alloh perintahkan dan caranyapun yang Rasulluloh lakukan.
Tugas kami disini adalah ibadah, seperti firman Rabb kami " dan tidaklah Kami ciptakan manusia dan jin melainkan ibadah kepada-Ku''
Ternyata sebagai kaum wanita , berarti tugas kami sebagai istri membahagiakan anda, sebagaimana yang Rabb kami perintahkan, jika dipandang mata menyenangkan, bila kami di tinggal bisa di amanah dan di perintahkankan kami taat ...
Sekali lagi...jika bukan karena cinta kami kepada Rabb kami baru kemudian cinta kami kepada anda..
sungguh berat amanah ini kami pegang erat erat...
sebab kami berharap janji Rabb kami, bahwa setiap kebaikan dibalas dengan kebaikan...
semoga bidadari syurga yang diberikan untuk para suami kami...cemburu pada kami..bidadari di dunia ini.
karena bidadari syurga tidak di beri cobaan & tidak diberi ujian seperti kami
Mungkin bagi anda kaum laki-laki boleh saja anda sedikit "berbangga", bahwa sudah sunnahnya anda dilebihkan dari kami (kaum wanita).
Anda pemimpin kami, baik dari segi fisik anda lebih kuat dari kami, segi pemikiran, andapun lebih banyak menggunakan akal daripada perasaan (seperti yang sering kami lakukan memandang dari sudut tersebut)
dari segi "ibadah" seharusnya anda ditakdirkan lebih baik dari kami (karena kami mengalami menstruasi sehingga kami tak dapat beribadah).
kami ( kaum wanita) di wajibkan mentaati suami (selama dalam kebenaran) bahkan kedudukan anda dapat menggeser posisi ibu yang melahirkan kami...
Yup...begitulah anda di takdirkan memang punya kedudukan yang lebih tinggi dari kami
lalu apakah kami harus iri??
kami sesama kami sering menasehati bahwa kamipun mendapatkan kemuliaan jika kami mentaati anda sebagai pemimpin kami, karena atas janji Alloh lah..kami taat kepada anda, selama yang anda perintah sesuai yang Alloh perintahkan dan caranyapun yang Rasulluloh lakukan.
Tugas kami disini adalah ibadah, seperti firman Rabb kami " dan tidaklah Kami ciptakan manusia dan jin melainkan ibadah kepada-Ku''
Ternyata sebagai kaum wanita , berarti tugas kami sebagai istri membahagiakan anda, sebagaimana yang Rabb kami perintahkan, jika dipandang mata menyenangkan, bila kami di tinggal bisa di amanah dan di perintahkankan kami taat ...
Sekali lagi...jika bukan karena cinta kami kepada Rabb kami baru kemudian cinta kami kepada anda..
sungguh berat amanah ini kami pegang erat erat...
sebab kami berharap janji Rabb kami, bahwa setiap kebaikan dibalas dengan kebaikan...
semoga bidadari syurga yang diberikan untuk para suami kami...cemburu pada kami..bidadari di dunia ini.
karena bidadari syurga tidak di beri cobaan & tidak diberi ujian seperti kami
Mama Audri
Senengnya hari ini sepanjang jalan di bis umum Kp. Melayu- Blok M
saya berkenalan dengan wanita paruh bayah usianya 55 th, tapi untuk seusianya dia tampak lebih muda
dia baru pulang dari pengajian di Kantor Sudin katanya
mau dong seperti mama, apa sih rahasianya ??
belajar dan tetap bersosalisasi katanya...ohhhhhh gitu toh..
mau ahhh nanti praktekin...biar kaya mama audri...minta no telp nya dong ma..nanti verna main kerumah ya...siapa tau dapat ilmu...hehehe
saya berkenalan dengan wanita paruh bayah usianya 55 th, tapi untuk seusianya dia tampak lebih muda
dia baru pulang dari pengajian di Kantor Sudin katanya
mau dong seperti mama, apa sih rahasianya ??
belajar dan tetap bersosalisasi katanya...ohhhhhh gitu toh..
mau ahhh nanti praktekin...biar kaya mama audri...minta no telp nya dong ma..nanti verna main kerumah ya...siapa tau dapat ilmu...hehehe
Sabtu, 17 September 2011
selalu dan selalu
segala sesuatunya kembalikan kepada niatnya
fitrahnya manusia tak luput dari salah
selalu dan selalu memperbaiki itu intinya
dimana berakhirnya usaha jika selalu dan selalu???
berhentinya "disurga"insyaAlloh
lebih baik lelah sekarang daripada kemudian
standarnya apa??? kerjakan apayang Rabb-mu perintahkan dan jauhkan apa yang Rabb-mu larang
walaupun berat, berat banget karena alasan itu lagi "kita hanya manusia"
memang tak semudah mengatakannya, tapi kalau tak biasakan dikatakan pada "hati"
pastinya kita tak pernah punya "arah"
tau jarum kompaskan?? jarumnya selalu bergoyang walaupun pada akhirnya ia tetap kearah tujuan
seperti itulah kita, sepanjang perjalanan ada ujian, cobaan mungkin juga karma
tapi sekali lagi...kita harus menasehati diri sendiri dalam hal niat kemana arah hidup kita ini...
yup jangan pernah bosan bosan ..selalu dan selalu sampai ujungnya maut kembali ke kita
Kamis, 15 September 2011
makasih
makan yang banyak y? jangan rokoknya yang di banyakin
makasih ya suka di ingatin jangan minum teh manis botolan, karena gulanya gula buatan..
makasih ya udah nemenin aku kerja,
makasih y udah mau ketemu aku,walau berdebar debar waktu itu, tapi kamu orangnya asik suka becanda, bisa juga serius dan sopan...
y dehhh aku sabar..kamu perlu waktu
insyaalloh aku ga akan marah pada setiap keputusan yang kamu anggap baik buat kamu aja dulu
soal aku, nanti aku bisa terima diri aku sendiri...kok
makasih ya suka di ingatin jangan minum teh manis botolan, karena gulanya gula buatan..
makasih ya udah nemenin aku kerja,
makasih y udah mau ketemu aku,walau berdebar debar waktu itu, tapi kamu orangnya asik suka becanda, bisa juga serius dan sopan...
y dehhh aku sabar..kamu perlu waktu
insyaalloh aku ga akan marah pada setiap keputusan yang kamu anggap baik buat kamu aja dulu
soal aku, nanti aku bisa terima diri aku sendiri...kok
Rabu, 14 September 2011
?????
mungkin mereka bilang ini kuno, jadul atau apalah namanya
tapi aku menyebutnya"menjaganya" karena kusayang padanya
agar tak merusak "artinya", terpaksa kutahan saja dalam dada...
suatu saat masanya tiba, aku diberi bukan mencuri...
jika suatu saat kau menemukan keburukan ku , sebaliknyapun begitu
bukankah kita seharusnya saling memaafkan??
jika aku khilaf bukan kah kau yang mengingati aku? sebaliknya juga begitu??
jika kau bimbang dan ragu? bukankah aku membantu memberi saran tuk ambil keputusan, begitu juga aku??
kau dan aku orang yang berbeda...tapi bukankah dengan perbedaan seharusnya kita saling mengisi?
apa yang tak aku miliki, kau yang membagi
apa yang tak kau miliki, kaupun aku beri
membagi bukan mengurangi..sebab memberi dengan hati,
tapi aku menyebutnya"menjaganya" karena kusayang padanya
agar tak merusak "artinya", terpaksa kutahan saja dalam dada...
suatu saat masanya tiba, aku diberi bukan mencuri...
jika suatu saat kau menemukan keburukan ku , sebaliknyapun begitu
bukankah kita seharusnya saling memaafkan??
jika aku khilaf bukan kah kau yang mengingati aku? sebaliknya juga begitu??
jika kau bimbang dan ragu? bukankah aku membantu memberi saran tuk ambil keputusan, begitu juga aku??
kau dan aku orang yang berbeda...tapi bukankah dengan perbedaan seharusnya kita saling mengisi?
apa yang tak aku miliki, kau yang membagi
apa yang tak kau miliki, kaupun aku beri
membagi bukan mengurangi..sebab memberi dengan hati,
Selasa, 13 September 2011
Senin, 12 September 2011
pikirin yang senang senang aja deh..
ahhh...cukup kesalnya, lebih baik sekarang pikirin apa yang menyenangkan hari ini??
Oh ia..hari ini saya mampir ke 2 masjid
masjid pertama saya ke Darul Muttaqien di komplek Malaka Country Klender.
Ketika berwudhu sekumpulan bocah bocah perempuan antri berwudhu, kurang lebih umur mereka 7-9 tahun.
santun sekali mereka..berkerudung putih, rok panjang manisnya mereka anak anak yang shalih.
Ketika masuk ke ruangan masjid tuk aku sholat, tampak bocah anak laki laki berlari larian, pak guru agak kewalahan terpaksa pakai microphone tuk ngatur mereka...seru aja mereka mau latihan praktek sholat..
hehehe..yang ikhlas ya pak mendidik mereka, lebih baik lelah sekarang daripada mereka dewasa bikin "melelahkan"
masjid yang ke dua, Babusalam Rawamangun...kali ini saya berkenalan dengan perempuan cadar hitam , ia mengaji pada abu Bakar Ba'asyir di daerah trunojo jakarta Selatan.
Dari mata nya yang terlihat sdikit dengan bungkusan hidung mancungnya, saya tak heran wajar saja cukup mata saja yangdi beri lihat ke orang...mungkin karena dia cantik karena dia keturunan Indonesia, Pakistan dan Dubai. apalagi dia ramping...Subhanallah apa yang keluar dari lisannya adalah ilmu, seneng aja mendengarkannya..dia cukup berani berpakaian seperti itu..Ini pakaian syariat verna ini identitas kita verna sebagai muslim...seharusnya kita bangga...( kapan ya y bisa menyusul???)
Oh ia..hari ini saya mampir ke 2 masjid
masjid pertama saya ke Darul Muttaqien di komplek Malaka Country Klender.
Ketika berwudhu sekumpulan bocah bocah perempuan antri berwudhu, kurang lebih umur mereka 7-9 tahun.
santun sekali mereka..berkerudung putih, rok panjang manisnya mereka anak anak yang shalih.
Ketika masuk ke ruangan masjid tuk aku sholat, tampak bocah anak laki laki berlari larian, pak guru agak kewalahan terpaksa pakai microphone tuk ngatur mereka...seru aja mereka mau latihan praktek sholat..
hehehe..yang ikhlas ya pak mendidik mereka, lebih baik lelah sekarang daripada mereka dewasa bikin "melelahkan"
masjid yang ke dua, Babusalam Rawamangun...kali ini saya berkenalan dengan perempuan cadar hitam , ia mengaji pada abu Bakar Ba'asyir di daerah trunojo jakarta Selatan.
Dari mata nya yang terlihat sdikit dengan bungkusan hidung mancungnya, saya tak heran wajar saja cukup mata saja yangdi beri lihat ke orang...mungkin karena dia cantik karena dia keturunan Indonesia, Pakistan dan Dubai. apalagi dia ramping...Subhanallah apa yang keluar dari lisannya adalah ilmu, seneng aja mendengarkannya..dia cukup berani berpakaian seperti itu..Ini pakaian syariat verna ini identitas kita verna sebagai muslim...seharusnya kita bangga...( kapan ya y bisa menyusul???)
ga tau judulnya
Selesai 2 pengantin lagi...aku mau istirahat...ga mau mikirin apa apa
aku pengen jalan jalan...sendiri aja, mau tenang aja...
mau memenuhi kebutuhan bathin sendiri, selama ini ga pernah bisa terpenuhi tuk istirahat sejenak
rasanya mau rebahkan badan di rumput ,lihat langit....menutup mata sejenak bilang pada Rabb-ku...Ya Alloh...aku lelah.......mau menangis...
aku pengen jalan jalan...sendiri aja, mau tenang aja...
mau memenuhi kebutuhan bathin sendiri, selama ini ga pernah bisa terpenuhi tuk istirahat sejenak
rasanya mau rebahkan badan di rumput ,lihat langit....menutup mata sejenak bilang pada Rabb-ku...Ya Alloh...aku lelah.......mau menangis...
NOW..TROUBLE IS MY FRIEND
ASLI..TIADA HARI TANPA MASALAH...
SATU MASALAH SELESAI, MASALAH YANG LAIN DATANG
SETIAP KLIEN AKHIRNYA HARUS DI PERJELASKAN SECARA PRIBADI
CAPEK, MAKAN WAKTU...SETIAP HARI PULANG KERJA ANAK ANAK SUDAH TIDUR
WAKTU TIDUR BERKURANG
AKHIRNYA KEJADIAN ,TEAM KERJA YG DULU AKHIRNYA KAMI FIGHT MA MANTAN BOS DI RUMAH KLIEN
RASANYA MAU MARAH , MAU JUJUR KECURANGAN YANG DILAKUKAN ATASAN HINGGA SEMUA MASALAH DI LAPANGAN MARKETING YANG HANDLE, YANG PENTING PENGANTIN HAPPY.
UNTUNG AJA MBA YUSI INJAK KAKI GW TERUS...PALING TIDAK ADA YANG NGINGATIN
UNTUK TETAP KEPALA DINGIN DAN JANGAN SAMPAI KITA KELIHATAN STUPID DIMATA KLIEN...
MAU MARAH...ASTAGFIRULLOH ALADZIM..PINTAR AMAT TUH ORANG PUTAR BALIK FAKTA...UNTUNGNYA STANDARISASI SERVICE KLIEN DI SOSIALISASIKAN KE KLIEN
PALING NGGAK..KLIEN TAU YANG BENAR YANG SALAH YANG MANA
KALAU MAU BILANG...WAKTU KITA TAK TERBAYAR UNTUK KLIEN..DEMI KLIEN HAPPY
TAPI KITA GA MAU HITUNG SOAL ITU..YA RABB..MUDAHKAN URUSAN KU (CAPEK.COM)
Minggu, 11 September 2011
MANAJEMEN WAKTU PADA MARKETING
“Hanya 20% waktu kita yang menghasilkan dan 80% lainnya waktu kita terbuang sia-sia”.
(Vilfredo Pareto,1848-1923)
Manajemen adalah suatu rangkaian perencanaan,pengorganisasian, implementasi dan kontrol dalam bekerja. Istilah manajemennya sering disebut dengan POAC (Planning Organizing,Actuating dan Controling). Sedangkan waktu adalah kondisi yang lamanya 24 jam dan ditandai dengan siang dan malam.
- Hemat Waktu
Ada nasehat yang mengatakan bahwa sebaiknya selesaikan pekerjaan kecil sesegera mungkin sehingga nantinya menumpuk menjadi pekerjaan yang besar. Salah satu upaya menggunakan waktu yang efektif adalah dengan menghargai prinsip pokok waktu. Robert Fritz dalam bukunya “the path of least resistance” mengemukakan bahwa melakukan sesuatu pada saat itu juga merupakan hal yang paling penting. Contoh sederahana soal makan siang,jika waktu makan siang sudah tiba dan kita tidak segera melakukannya kita akan menanggung akibatnya,jatuh sakit misalnya. Tentunya pekerjaan akan dilakukan akan terbengkalai karena tertunda.
- Mitos Seputar Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan hal penting dalam melakukan pekerjaan.Manajemen waktu pertama kali ditemukan oleh “Fredrick Taylor dan Frank Gilbert”. Manurut mereka dalam industri tidak diperkenankan adanya waktu menganggur bagi para pekerja,sehingga setiap aktivitas yang dilakukan tenaga kerja bernilai bagi perusahaan dan teori ini sudah dipraktikan secara luas dikalangan industri. Bekerja lebih cerdas bukan berarti bekerja lebih keras,namun bekerja lebih secara efektif dan efesien. Dalam hal ini saya mengambil kesimpulan bahwa:
- Waktu yang dimiliki setiap orang sama yaitu 24 jam. Tetapi tidak semua orang memiliki cara yang sama dalam menggunakannya.
- Waktu akan memacu semua orang bekerja dengan produktivitas tinggi tetapi produktif justru membuat semua orang menjadi hidup dalam kondisi tidak natural.
- Manajemen waktu berarti melakukan pekerjaan sesuai dengan skala prioritas,mulai dari yang “penting dan mendesak”,”penting tapi tidak mendesak”,”tidak penting tapi mendesak”,dan “tidak penting serta tidak mendesak”.
- Manejemen waktu merupakan gagasan utama untuk bekerja lebih cerdas dan bukan lebih keras.
TIME TABLE MARKETING PLAN
“Mengerjakan hal-hal yang tepat pada urutan yang tepat akan menghemat banyak waktu dan upaya”.
“Mengatur waktu merupakan hal yang mendasar untuk mengerjakan segala sesuatu secara efisien dan efektif”.
Julie – Ann Amos
Time table akan cukup membantu bagi pelaksanaan marketing plan. Time table plan sangat berperan dalam melaksanakan aktivitas pemasaran sesuai jadwal yang telah dibuat. Dalam time table akan memuat detail rencana kerja,batas waktu (deadline),kapan rencana kerja dimulai dan diakhiri sesuai batas waktu,serta penanggungj jawaban dalam pembuatan marketing plan.
- Memuat Detail Rencana Kerja, Time table yang baik akan memuat detail rencana kerja dengan menyebutkan bagian-bagian marketing plan secara detail sehingga dapat memandu pelaksana sesuai dengan tujuan dibuatnya marketing plan. Detail rencana kerja pada time table dimaksudkan agar pelaksana sesempurna mungkin dan sesuai degan rencana pemasaran serta terencana sesuai jadwal.
- Mengandung Deadline, Sebab-sebab di dalam time table harus diberikan batas waktu pekerjaan:
- Deadline akan sangat berguna untuk mengukur kecepatan pelaksana pemasaran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
- Deadline merupakan suatu alat pengukur kinerja yang dilakukan secara bersama-sama atau secara team dalam tubuh perusahaan.
- Deadline adalah suatu alat penekan agar pelaksana pemasaran focus dan cekatan pada pekerjaannya.
- Alat Untuk Mengimplementasikan Rencana, Alat yang tepat agar rencana yang ada dalam marketing plan dilakukan dengan baik antara lain:
- Pelaksana akan berkosentrasi dan berjuang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya.
- Pelaksana akan mendapatkan panduan dari hari ke hari mengenai apa yang harus dikerjakannya dan tepat sasaran.
- Melalui Time Table seorang manajer dapat memantau setiap pekerjaan yang dilakukan seorang pelaksana.
- Melalui Time Table seorang manajer dapat megukur kemampuan seorang pelaksana.
- Melalui Time Table semua rencana yang ada diharapkan dapat dilakukan dengan baik.
- MANFAAT TIMETABLE PADA MARKETING PLAN
- Perencanaan Terealisasi Tepat Waktu, Melalui time table prencanaan pemasaran dapat terealisasi tepat waktu. Sebab pada time table akan ditentukan deadline suatu pekerjaan serta kpan pekerjaan itu dimulai. Tanpa time table marketing plan bias saja dilakukan,namun tidak dapat diimplementasikan tepat waktu sebab bias saja apa yang dibuthkan dalam pemasaran hanya dilakukan jika diperlukan. Padahal dalam persaingan yang sangat kompetitif diperlukan kecermatan dalam menetapkan suatu perencanaan itu dapat dilakukan,serta aktifitas-aktifitas yang mana yang mesti dipilih.
- KELEMAHAN TIME TABLE PADA MARKETING PLAN
- “Tidak masalah bila sesekali berorientasi pada deadline. Apabila Kita menginginkan pekerjaan selesai pada waktunya,ini tidak akan merugikan jika Kita melakukannya sekarang dan melakukannya lagi. Tapi jika terjadi mentalitas deadline yang berarti deadline mnjadi orientasi Kita sepanjang waktu,maka Kita tidak saja memperpendek hidup tapi juga mengurangi kualitas hidup Anda”. (Jeff Davidson)Selain keunggulan dan manfaat dari time table,terdapat beberapa kelemahan dalam penggunaan time table ini meskipun ukurannya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
- Aktifitas yang dilakukan menjadi tidak fleksibel
- Kurangnya antisipasi dari apa yang terjadi sering terjadi
- Adanya deadline memicu ketegangan para pelaksana pemasaran
- Pemicu robotisme dan hasil akhir nampak dipaksakan
- EVALUASI KINERJA MELALUI TIME TABLE
Menjadi kreatifitas tidak harus membuat Kita menjadi orang yang istimewa,namun dapat berupa sesuatu yang Kita lakukan. Dengan praktik,menjadi kreatif akan semakin mudah”. (Julie – Ann Amos)Evaluasi sangat berperan untuk memperbaiki kekurangan dalam menjalankan aktifitas pemasaran. Tolak ukur evaluasi akan ditetapkan secara sederhana,ini bisa meliputi apakah aktifitas pemasaran dilakukan tepat waktu atau tidak,terlaksana atau tidak dan mencapai goal atau tidak.- Tepat Waktu, Aktifitas dapat dikatan tepat waktu jika dalam pemasaran dilakukan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan dan benar-benar selesai.Untuk mengetahui hal ini diperlukan ketelitian dan evaluasi yang harus dilakukan dari hari ke hari sebelum pekerjaan itu selesai.
- TidakTepat Waktu, Dikatakan tidak tepat waktu jika aktivitas pemasran dilakukan tidak sesuai batas waktu yang diminta. Tetapi bisa saja pekerjaan yang dilakukan terlambat tersebut nantinya memiliki mutu yang baik,tetapi kondisi ini tentunya akan menghambat divisi lain yang terkait.
- Terlaksana, Aktifitas akan terlaksana dengan baik akan mendapat penilian yang baik pula,jika tujuan yang dicapai pada aktifitas “terlaksana” tersebut mencapaiyang diinginkan.
- Tidak Terlaksana, Suatu aktifitas tidak bisa terlaksana dengan baik karena deadline yang diberikan tidak cukup bagi aktifitas,adanya factor eksternal yang menghubungi aktifitas dan terbatasnya kemampuan SDM dalam melakukan aktifitas.
- Goal, Semua aktifitas,baik terlaksan tepat waktudan tidak tepat waktuakhirnya adalah tepat pada goal yang diinginkan perusahaan.
Rumusannya adalah:- Aktifitas dapat dilaksanakan tepat waktu dengan goal akhir yang menghasilkan
- Aktifitas yang dilaksanakan tidak terlaksana tepat waktu dan goal akhir yang menghasilkan
- Aktifitas yang tidak terlaksa dengan baik dan tidak tepat waktusehingga tidak menghasilkan goal yang diinginkan
- Skor, Skor akan dihitung dengan prosentase. Penghitungannya adalah:
- Aktifitas yang terlaksana dengan baik,tepat waktu dan mencapai tujuan,akan diberi skor100%
- Aktifitas yang terlaksana dengan baik,mencapai tujuan tetapi tidak tepat waktu,akan diberi skor 50%
- Aktifitas yang tidak terlaksna,tidak tepat waktu dan tidak mencapai tujuan,akan diberi skor 0%
B. KESIMPULANDari buku yang telah saya baca, kesimpulan yang dapat saya tarik adalah Marketing Planmemang sangat dibutuhkan untuk menyusun konsep strategi merketing yang baik guna menghadapi persaingan pemasaran yang semakin ketat. Namun Marketing Plan yang baik pun tidak selalu membawa hasil bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan Marketing Plan yang dibuat tidak pernah dilaksanakan atau tidak disesuaikan dengan perubahan-perubahan internal dan eksternal perusahaan. Salah satu cara yang tepat agar Marketing Plan yang dibuat dapat diimplementasikan dengan maksimal yaitu dengan pembuatan Time Table yang berisi aktifitas-aktifitas sesuai marketing plan secara detail dari hari ke hari serta kapan aktivitas tersebut diawali, diakhiri dan dievaluasi.(by Ahmad Elqorny)
“Melakukan sesuatu pada saat berikutnya adalah saat paling penting dan kemudian saat berikutnya adalah saat paling penting berikutnya,demikian juga yang berikutnya dan seterusnya,maka Kita akandibuat untuk lebih bijaksana dalam menggunakan waktu”.
Jeff Davidson
2. Menerapkan Manajemen Waktu, Ada istilah Entropi dan hokum Pareto. Entropi adalah kondisi suatu ruang dan waktu yang menyebabkan sesuatu menjadi rusak karena manusia tidak melakukan hal yang semestinya atau melatihnya. Contohnya,otak manusia akan mengalami entropi jika tidak diguanakan untuk berfikir atau tidak dilatih otot-ototnya untuk memecahkan berbagai masalah. Sementara Vilvredo Pareto menemukan bahwa sebenarnya manusia hanya menggunakan 20% dari seluruh waktunya untuk pekerjaan-pekerjaan yang sungguh menghasilkan,sedangkan waktu yang 80% dibiarkan sia-sia.
Langganan:
Postingan (Atom)