Rabu, 19 Oktober 2011

Sikap Baik Adalah Faktor Paling Penting Untuk Bisa Memahami Bahasa Pelanggan (Djajendra Corporate Training)


”Seorang Penjual Yang Cerdas Selalu Berupaya Untuk Bisa Memahami Bahasa Para Pelanggan, Agar Dia Bisa Memberikan Kejujuran Dan Kebenaran Buat Para Pelanggan.” – Djajendra
Jika saja Anda cerdas memahami bahasa pelanggan, Anda tidak akan pernah kesulitan untuk meyakinkan para pelanggan Anda supaya selalu setia dengan produk dan jasa Anda. Bahasa pelanggan adalah bahasa keinginan dan kebutuhan pelanggan atas sebuah produk atau pun jasa. Pelanggan pasti menderita jika semua janji-janji dan komitmen penjual hanya sebatas kebohongan. Dan tak ada pelanggan yang merasakan kepuasan dan kenyamanan saat kebutuhan dan keinginan mereka dibohongi oleh penjual.
Seorang penjual yang cerdas selalu berupaya untuk bisa memahami bahasa para pelanggan, agar dia bisa memberikan kejujuran dan kebenaran buat para pelanggan. Buat dirinya sangatlah mudah untuk mempelajari bahasa perusahaan daripada bahasa pelanggan, tapi dia tahu bahwa bila dia ingin berprestasi tinggi, maka dia wajib memahami bahasa para pelanggan.
Seorang penjual sejati tidak pernah bisa diam dalam ketidakpeduliannya kepada pelanggan. Kalaupun dia sulit memahami bahasa para pelanggan, dia akan selalu berpikir dengan kreatif untuk memberikan semua kebaikan, dia tidak akan pernah mau mengkhianati profesinya sebagai penjual sejati, dia hanya fokus untuk menjual kebenaran dan kejujuran kepada siapa pun.
Selalu saja perusahaan dan penjual hanya mengejar target keuntungan maksimal dengan berbagai cara, yang sering sekali mengabaikan bahasa pelanggan. Padahal, untuk mendapatkan keuntungan maksimal secara terus-menerus, perusahaan dan penjual wajib membangun loyalitas para pelanggan kepada perusahaan, produk, dan jasa yang ditawarkan. Dan loyalitas pelanggan ini hanya bisa dibangun, saat perusahaan dan penjual cerdas memahami bahasa pelanggan secara utuh dan total.
Bahasa pelanggan ini hanya bisa dipahami dengan cara melakukan riset dan pengembangan untuk memahami setiap titik perubahan perilaku pelanggan. Perusahaan dan penjual tidak boleh berpikir bahwa relasi dengan pelanggan adalah sebagai rutinitas dan kewajiban. Tetapi, mampu melihat relasi dengan pelanggan sebagai kreatifitas tanpa batas yang selalu harus diperbaruhi dengan hal-hal hebat, yang membuat pelanggan semakin loyal dan semakin cinta kepada perusahaan, produk, jasa, dan pelayanannya.
Kreatifitas tanpa batas ini harus bisa memuaskan selera pelanggan. Dan semunya harus disosialisasikan sedemikian rupa dalam beragam pendekatan, untuk menanamkan kebenaran dan kejujuran tentang brand image perusahaan di benak pelanggan.
Nilai – nilai yang terkandung dalam bahasa pelanggan adalah nilai – nilai yang memudahkan, memuaskan, memanjakan, dan menyenangkan perasaan dan pikiran pelanggan. Artinya, perusahaan dan penjual harus berkomitmen untuk bersikap konsisten dalam mendistribusikan segala kebaikan dan segala kemanfaatan buat para pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar